Menikah
Kini rindu itu telah menemukan pemiliknya. Kepada
siapa harus berandar. Dengan landasan apa ia harus menguatkan janji yang telah
terikrarkan. Dan kemana pertemuan ini harus bermuara.
(Tantri Ay Nahra)
Ada kutipan
sajak dari seorang penulis populer, Tere Liye yang berbunyi kurang lebih
seperti ini :
Jadilah orang-orang yang ketika tiba waktunya, bisa mengatakan:
“Aku mencintaimu bahkan sebelum kita bertemu”. Dan kita menerima
jawabannya, “Aku bertahun-tahun mencarimu bahkan sebelum aku tahu apa yang
kucari”.
Dan semua orang mengucapkan selamat berbahagia, menempuh hidup
baru, semoga langgeng sampai aki-nini.
Sajak tersebut agaknya tepat untuk mewakili apa yang terjadi antara aku dan kamu. Iyaaa kamu........... suamiku. Namamu yang selama ini tak pernah terdengar dalam benaku. Dirimu yang tak pernah ku tahu. Kehidupanmu yang tak pernah bersinggungan sama sekali dengan kehidupanku. Saat Tiba Waktunya. Diperkenankan Duduk Bersanding Bersama. Daannnnnnn seketika semuanya melebur. Menjadi satu. Saling berpadu. Dan orang-orang seolah ikut merasakan kala haru dan bahagia berpadu. Meski kala itu, hati mulai berdebar tak menentu. Wajah pun tersipu malu. Bahkan untuk saling menatap bola mata saja rasanya tak mampu.
Kala itu, sebuah tempat suci nan agung sebagai
simbol sebuah peradaban menjadi permulaan dari rahasia takdirNya. Masmuja (Masjid Mujahidin) menjadi saksi awal kita jumpa. Sebuah fenomena yang unik
sekaligus konyol. Iyaaa,,,,,,,,tersebab tragedi pencarian sandal jepit kala itu
membuatku harus bertatap muka dengamu untuk pertama kalinya.
Dan waktu terus mengalir begitu cepatnya. Bulan
demi bulan agaknya berlalu begitu cepat. Semua berjalan sebagimana biasanya,
tanpa terfikir apapun tentangmu. Rutinitas harian dengan seabrek agenda menjadi
kesibukan yang mewarnai hari-hariku. Hingga tiba waktunya, takdir itu “meminta” untuk menentukan pilihan. Ditengah
kebimbangan dan kegamangan yang ada. Kupasrahkan semua pada sang Maha
Penggenggam Hati. Hingga akhirnya Dialah yang membimbing untuk memilih pada
sebaik-baik keputusan.
“Keputusan
yang mendatangkan penyesalan adalah manakala kita menolak tawaran kebaikan yang
datang dari seorang laki-laki sholih yang ingin menjaga kemuliaan agamanya dengan
jalan menikahi kita. Sementara kita sesungguhnya ridha pada agama dan
akhlaknya. Maka, tunggulah datangnya fitnah di muka bumi ini.”
Menikah di tahun 2017 adalah sebuah resolusi yang
tak pernah ada dalam benaku. Bayang-bayang yang mendominasi saat itu adalah
tekad yang kuat untuk melanjutkan jejak-jejak studi ke jenjang yang lebih
tinggi. Namun kala Allah memberikan tawaran kebaikanYA, istikharah-lah yang
jadi jawab atas segala tanda tanya.
Aku mulai berfikir bahwa kita tak pernah tahu apa
skenario indah yang dipersiapkan Allah SWT untuk kita. Bisa jadi apa yang
terbaik dalam pandangan kita belum tentu merupakan hal terbaik dalam pandangan
Allah. Oleh karenanya, dalam sujud panjang di penghujung malam itu, tiada
hentinya ku pasrahkan apapun hanya padaNya. Ku pinta agar Allah membimbing
semuanya. Semoga apa yang menjadi keputusan tersebut adalah yang terbaik untuk masa
depan dunia dan akhirat.
Tak butuh waktu lama untuk mengenalmu. Perkenalan
singkat (taaruf) dibersamai ustad/ah yang memahami kondisi kita dan ilmu agama
menjadi mediatornya. Kefaqihan akan ilmu
agama, pembawaan yang sederhana dan ghadul
bashar, serta kemuliaan akhlak yang terpancar agaknya menjadi alasan pendorong
yang kuat. Tiada hal lain yang diandalkan selain petunjuk dariNya yang
meneguhkan hati ini untuk memilihmu. Yahh meski hanya singkat. kurang dari 3
bulan saja, Bismillah,,,,, menikah.
Jatuh cinta itu bukanlah syarat sebuah
pernikahan. Ada pepatah bijak yang mengatakan bahwa menikah dengan orang yang
dicintai adalah sebuah pilihan. Namun mencintai orang yang kita nikahi adalah
sebuah kewajiban. Dan sebaik-baik pernikahan adalah yang dibangun atas landasan
karena agamanya. Maka denganya dan bersamanya engkau akan beruntung dan
bahagia.
Menikah adalah sebuah Megaproyek peradaban.
Darinya kita akan membangun cinta menuju pada janahNya. Maka pastikan sedari
awal proses yang kita lalui tidak bermula kecuali dengan jalur yang baik-baik
saja. Karena Pernikahan adalah bentuk penghambaan. Pernikahan adalah konsep
penyempurnaan agama. Pernikahan adalah sunah yang dicintai Rasul Kita.
Pernikahan adalah ibadah yang lamanya sepanjang masa. Maka semoga menyatunya
aku dengan kamu menjadi kita merupakan bentuk pertautan yang akan bermuara pada
ridhoNya.
Bawen, 5 Rabi'ul Akhir 1439 H/ 23 Desember 2017
Regards, Tantri
& Betano
Tidak ada komentar:
Posting Komentar