Belajar dari Sosok Abu Bakar Ash Shidiq
Beberapa cerminan keteguhan hati Abu Bakar diantaranya dapat dinukilkan sebagai berikut :
1.
Ia beriman pertama kali saat
semua menolak Rasulullah SAW.
Pada saat awal rasulullah SAW berdakwah banyak mengalami penolakan
dan tekanan dari pihak kafir Qurays di Mekah. Pada saat itu yang masuk islam
baru khadijah, Ali, Zaid bin Haritsah
yang kesemuanya merupakan bagian dari keluarga Rasul. Abu bakar merupakan orang di luar keluarga Rasul
yang pertama kali menerima ajaran islam. Abu bakar dengan gigih bersegera menyambut dan
membenarkan ajaran Rasulullah disaat yang lain menolak.
2.
Abu Bakar mendampingi
Rasulullah hijrah ke Madinah
Kala itu rasulullah menjadi
sosok yang paling banyak dicari “most
wanted” di Mekkah. Terdapat bahaya yang mengancam di depan mata termasuk kematian. Saking getolnya kaum Qurays,
mereka sampai mengadakan sayembara penangkapan Rasulullah. Barangsiapa mampu
menangkap nabi Muhamad dalam keadaan hidup ataupun mati, maka akan kami berikan
hadiah sebanyak 100 ekor unta. Orang yang gila harta akhirnya berlomba untuk
menangkap Rasulullah. Keputusan untuk menemani Beliau SAW hijrah merupakan
pilihan yang penuh resiko.
3.
Menemani rasulullah di kemahnya
pada saat perang badar
Kemah rasulullah menjadi incaran musuh. Artinya memilih untuk membersamai Rasulullah SAW di kemahnya
memiliki resiko yang tidak mudah.
4.
Terus bertahan disaat pasukan
muslim tercerai berai akibat pasukan Qurays menyerang balik dalam perang uhud
Pada saat fase ke 2 perang uhud umat muslim berada dalam kondisi
terdesak pasca pasukan pemanah meninggalkan posisinya. Akhirnya saat kaum
qurays menyerang balik sedang kaum muslimin saling berebut ghanimah, mereka
kocar kacir. Bahkan banyak diantara kaum muslimin yang berlari tunggang
langgang meninggalkan rasul.
Adapun abu bakar terus maju ke depan mengibas musuh dengan pedangnya
tanpa takut sedikitpun. Rasulullah khawatir bahkan sampai berteriak , “ Wahai
Abu Bakar sarungkan pedangmu, jangan kau buat kami khawatir akan kematianmu”.
Abu bakar tsabat, berani, teguh melawan.
Adapun beberapa bukti kelembutan hati Abu Bakar
diantaranya dapat dilihat dari beberapa kisah berikut ini :
1. Abu bakar wara’ terhadap apa
yang dimakan/dimiliki/ didapatkan
Suatu ketika beliau ra pernah
makan sesuatu yang dibawa pembantunya.
Pembantunya berkata, “tahukah engkau
apa yang barus saja kau makan?, dulu aku pernah melakukan perdukunan untuk
mengelabui orang-orang. Makanan itu adalah pemberian dari orang yang
memanfaatkan jasa perdukunanku”.
Seketika abu bakar memasukkan jari
dan “menyogok” ke tenggorokan agar makanan atau isi perut bisa dimuntahkan
semua.
Pembantunya bertanya, “wahai abu bakar, itu hanya makanan mengapa
engkau begitu bersikeras mengeluarkanya?”
Abu bakar, “ demi Allah apabila
makanan itu hanya bisa dikeluarkan dengan mengeluarkan nyawaku, maka akan aku
lakukan”.
Ini tidak lain karena beliau sangat
tsiqoh terhadap salah satu hadist nabi yang berbunyi setiap jasad yang tumbuh dari makanan yang haram, maka neraka lebih
utama baginya.
2. Sangat sederhana gaya hidupnya
“tolong kembalikan semua yang aku
miliki ke baitul maal apabila aku sudah meninggal”, pesan abu bakar kepada
aisyah.
Sepeninggal abu bakar, maka aisyah
menyerahkan harta peninggalan yang hanya berupa alat pemerah ssu, 1 helai baju
oerang, dan 1 ekor unta kepada amirul mukminin.
Umar menangis melihat kezuhudan Abu Bakar yang sampai pada
meninggalnya hanya menyisakan harta yang sangat sedikit,
“ semoga Allah merahmati abu bakar, sungguh engkau telah membuat letih sesiapa
setelahmu”.
Artinya untuk menyamai level abu
bakar itu sangat susah bagi Umar.
3. Membantu para janda memerah
susu
Janda yang ditinggal suami mereka
mati syahid pada saat peperangan, menjadi single parent untuk mengurus
anak-anaknya. Abu bakar ikut merasakan betapa berat tanggung jawab para janda
itu dengan ketiadaan suami. Karenanya Abu Bakar selalu menyempatkan diri untuk
membantu para janda memerah susu untuk
dijual.
Setelah Abu Bakar dibaiat menjadi
khalifah, para janda bahkan menangis karena khawatir Abu Bakar tidak akan
datang lagi menemui mereka untuk memerah susu. Tapi ternyata kekhawatiran itu
mampu untuk ditepis.
Suatu ketika khalifah Abu Bakar
mengetuk pintu rumah para janda. Begitu dibuka yang ada di balik pintu adalah
anak kecil. Anak kecil itu lantas berkata, “Ummi, ada si pemerah susu datang ke
rumah”.
Ibunya lantas menimpali, “hssstt, nak
itu bukan si pemerah susu, dia adalah khalifah kita. Abu bakar ash shidiq”.
Disini bisa kita lihat betapa
sederhananya Abu Bakar sehingga anak-anak tidak mengenalinya sebagai pemimpin namun sebagai sosok tak
ubahnya rakyat biasa yang dikenal banyak melayani. Ini sangat jauh bebrbeda
dengan gaya pemimpin kita saat ini yang cenderung menjadi pemerintah umat
dibandingkan sebagai pelayan umat.
4. Menjadi pembebas budak
muslim
Hati abu bakar sangatlah lembut. Ia
sangat sering menitikkan air mata melihat kedzaliman yang terjadi di masa
jahiliyah. Diantaranya banyak budak-budak muslim yang disiksa dengan sangat
tidak manusiawi oleh tunanya. Sebut saja bilal bin rabbah. Tuannya bernama
Umayyah mengatakan pada abu bakar, “Demi Allah kamu beli Bilal dengan harga 2
uqiyah saja, maka akan saya berikan”. Artinya umayyah ini meledek bilal bahwa
ia tidak ada harganya. Namun abu bakar langsung menantang, “ Demi Allah andai
kau jual bilal dengan harga 200 uqiyah saja akan tetap saya bayar”.
Abu bakar sangat memuliakan budak muslim
bahkan saat tuan-tuan budak menghinakannya.
Para tuan budak melihat abu bakar sebagai pangsa pasar baru. Bahkan
mereka sengaja menyiksa budak muslim agar didatangi oleh Abu Bakar dan
dibebaskan.
Tentunya
yang dipaparkan diatas hanyalah sebagian kecil dari tumpukan-tumpukan kebaikan
yang disandang oleh sang khalifah Abu Bakar Ash Shidiq ra. Masih jauh lebih
banayk lagi yang pastinya belum terkupas disini. Semoga menjadikan kita menjadi
pribadi yang tak pernah lelah untuk menimba ilmu. Dan semoga darinya kita bisa
meneladani kemuliaan akhlak yang dipancarkan. Karena akhlak yang baik merupakan
sebuah oase yang menjadi penyejuk di tengah kegersangan zaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar