Selasa, 15 Maret 2016

MEMAKNAI CINTA



MEMAKNAI CINTA



Cinta  dalam  bahasa  Arab  disebut  Al-Mahabbah  yang  berarti  kasih  sayang. Cinta adalah fitrah manusia yang murni, yang tak dapat terpisahkan dari kehidupannya. Perasaan cinta itu biasanya mendorong seseorang untuk mencintai sesuatu yang dicintainya dengan penuh gairah, kasih sayang dan lembut. Seseorang yang sedang jatuh cinta biasanya akan dilanda perasaan tak menentu, gundah, takut, rindu, kagum, rela,berharap  dan pastinya selalu teringat-ingat yang dicintainya di setiap waktu bahkan tiap menit ataupun detikpun tak pernah terlepas dari bayang-bayangnya. Namun ternyata dalam realita kehidupan manusia teramat sering salah dalam mengartikan esensi dari cinta. Cinta yang harusnya dapat membawa berkah berubah jadi musibah manakala kita tidak paham akan tujuan kita mencintai sesuatu sesuai porsinya.
Seseorang yang sudah memproklamirkan diri bahwa tiada tuhan selain Allah seharusnya sudah berkomitmen menempatkan Allah sebagai kedudukan cinta tertinggi. Semua tanda-tanda cinta tersebut selayaknya diberikan kepada Allah. Termasuk selalu mengingatNYA di setiap hembusan nafas, rasa kagum terhadap kebesaran dan kekuasaan Allah, takut akan siksaNYA, menerima segala ketetapan yang telah digariskan, senantiasa mengharap ampunan dan ridho Allah dan bertasbih memuji namaNYA. Refleksi cinta adalah tunduk patuh, menurut,taat akan perintah Allah dan menjauhkan diri dari segala laranganNya termasuk sikap menjauhkan diri dari maksiat. Sebagai seorang mukmin sepantasnya kita tidak hanya mewujudkan rasa cinta kita kepada Allah sebagai ahli ibadah saja namun kita juga harus menegakkan kalimah Allah di setiap aspek kehidupan. Firman Allah :
“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yanag beriman amat sangat cintanya kepada Allah...” (QS.2:165)
Islam merupakan agama fitrah yang juga mengakui adanya fenomena cinta yang melekat sebagai fitrah manusia.Allah telah memberikan petunjuk kepada hamba-hambaNya tentang prioritas dalam cinta. Prioritas cinta diklasifikasikan menjadi 3 yaitu prioritas tertinggi, menengah, dan terendah.
1.    Prioritas tertinggi
Cinta yang menduduki posisi ini adalah kecintaan kita sebagai manusia (Hamba Allah) untuk menomorsatukan cinta kepada Allah SWT, Rasulullah SAW, dan berjihad di jalanNya diatas rasa cinta terhadap siapapun dan apapun bahkan dirinya sendiri. Cinta pada Allah ini dapat ditumbuhkan dengan menumbuhkan kesadaran betapa kasah sayang Allah telah melingkupi tiap detik waktu di kehidupan kita sehingga akan menghasilkan refleksi menghambakan diri padaNya. Kemudian cinta kepada Rasulullah SWT berwujud sami’na wa atha’na (kami dengar dan kami taat) terhadap perintah rasul, berendah hati, mendahulukan, melindungi dan kasih sayang kepada beliau. Contoh salah satu generasi sahabat ini adalah mahabbaturrasul yang mewarnai hati Abu Bakar Ash Shiddiq ra. Yang membuatnya mendahulukan, melindungi dan tak membangunkan Rasulullah yang tertidur di pangkuannya, walaupun harus menahan sakit kakinya karena tersengat kalajengking hingga mengucurkan darah (peristiwa Hijrah). Jihad di jalan Allah juga merupakan suatu kewajiban untuk menegakkan dien panji islam di muka bumi ini.
2.    Prioritas menengah
Cinta kepada orang tua, anak, saudara, istri/suami dan kerabat. Perasaan cinta ini biasanya timbul akibat adanya sesuatu yang mengikat seperti pertalian aqidah, kekeluargaan, persahabatan, atau hubungan kekerabatan.
3.    Prioritas terendah
Cinta yang lebih mengutamakan dan menomorsatukan cinta keluarga, kerabat, harta dan tempat tinggal dibandingkan terhadap Allah, Rasulullah dan jihad fisabilillah. Cinta yang seperti ini biasanya akan mendatangkan ketidakberkahan dalam hidup dan bencana akibat dilandasi dengan hawa nafsu belaka. Sesungguhnya mencintai keluarga, kerabat, harta benda itu merupakan fitrah manusia. Namun hal ini akan jadi bencana manakala seseorang tak mampu menempatkan rasa cinta tersebut sesuai pada porsinya. Termasuk dalam kategori cinta terendah ini adalah mencintai sesuatu selain Allah sehingga menyekutukanNya, mencintai musuh-musuh Allah padahal Allah telah memperingatkan kita dalam QS. Al-Mumtahanah (60):1. Cinta berdasarkan hawa nafsu sebagaimana cintanya Zulaikha istri Al Azis kepada Nabi Yusuf as.
Tak diragukan lagi bahwa jika para pemuda Islam, kapan dan di mana saja, lebih mengutamakan cintanya kepada Allah, Rasulullah dan Islam maka Allah akan memberikan kemenangan bagi mereka di muka bumi ini.

SELEMBUT CINTA KASIH IBUNDA



SELEMBUT CINTA KASIH IBUNDA

25 DESEMBER 2014



Beberapa waktu yang lalu tepatnya menjelang akhir tahun kita menjumpai sebuah hari yang cukup istimewa bagi sosok-sosok pejuang tangguh nan lembut belaian kasihnya tak terkira sepanjang masa. Yah dialah sosok ibu yang tak perlu diragukan lagi cinta kasih sayangnya kepada kita. Mungkin seharusnya hari ibu tidaklah hanya jatuh pada tanggal 22 desember saja, hari dimana untuk berkasih sayang dengan ibunda layak dilakukan setiap saat. 
Sebuah renungan yang mungkin tak ayal lagi bagi  kita yang mulai beranjak dewasa ini disibukkan dengan keasyikan bersama teman-teman, kuliah, organisasi, maupun seabrek tugas yang menumpuk hingga sering melupakan saat-saat canda tawa, curhat, dan menyibukkan diri dengan ibu. Kita mungkin sudah mulai merasakan keasyikan dengan dunia remaja saat ini sehingga orang tua sering dinomor sekiankan. Padahal tahukah engkau bahwasannya ibu masih merindukan saat dimana engkau selalu berbagi cerita dengannya seperti di waktu kecil. 
Ingatkah engkau saat kita akan dilahirkan, senyuman manis penuh harap beliau selalu berikan dalam menanti kehadiran kita di dunia ini.Beliau rela mempertaruhkan hidup dan matinya demi kelahiran kita, perjuangan beliau dalam menghadapi berbagai kesulitan, melawan berbagai macam rasa sakit dan terpaan yang menghadang dalam proses kelahiran kita tidaklah sedikit. Akan  tetapi semua kesakitan itu langsung sirna tiada terasa tatkala mendengar suara jeritan sang bayi nan mungil tak berdosa itu dilahirkan dengan selamat.
Ibu, sosok pejuang tangguh yang lembut hatinya dan tak terkira kasih sayangnya, telah menyapih kita, mengajarkan kepada kita tentang kehidupan dunia ini, beliau ibarat sang malaikat kecil yang selalu menjaga dan mendidik kita tanpa pamrih. Sadarkah engkau bagaimana beliau menyapih kita, melatih dengan penuh kesabaran bagaimana bisa berdiri hingga kita mampu berjalan dengan tegapnya. Saat itu kita mengalami jatuh bangun puluhan, ratusan, bahkan mungkin hingga ribuan kali. Akan tetapi ibu selalu mengulurkan tangan halus nan sucinya menyemangati kita untuk terus bangkit disaat terjatuh.


Marilah kita merenung sejenak wahai saudaraku, Dialah IBU yang selalu meneteskan air mata di saat engkau pergi, dialah yang pertama kali bersedih saat melihatmu sakit. Untuk seorang ibu yang rela tidak tidur semalaman demi berjaga ketika kita menangis, bahkan tidur tanpa berselimutpun tak mengapa. Dan sang ayah yang selalu bekerja keras demi menghidupi kita hingga mungkin tulang-tulangnya yang dulu kuat kini mulai rapuh, bahkan helaian rambutnyapun kini mulai memutih. Mereka selalu memberikan untaian  bait-bait nan indah dalam tiap doanya untuk kebaikan dan kesuksesan sang anak. Bahkan demi memperjuangkan keberhasilan dan masa depan kita, beliau tak memperdulikan kesulitan yang beliau alami. Tetap bekerja keras dan bersemangat supaya kita kelak menjadi sosok yang berhasil dalam meraih cita-cita dan bermanfaat bagi sesama. 
“Dibalik sosok laki-laki yang besar sesungguhnya tersimpan sosok wanita yang luar biasa dialah IBU dan sang istri sholihah”. Mungkin ini juga yang mendasari sebuah pepatah mengatakan bahwa dibalik kesuksesan seorang anak tersimpan doa dan ridho orang tua/Ibu. Allah pun juga sudah berfirman dalam kitab cintaNYa bahwasannya “Ridho Allah adalah tergantung ridho orang tua”. Manakala orang tua sudah ridho maka Allah pun akan membukakakn kebaikan dunia beserta seisinya kepada kita. Pun sebaliknya ketika kita membuat keduanya bersedih atau menyakiti perasannya maka kemurkaan Allah pun akan segera menyapa. Semoga kita senantiasa dimasukkan dalam barisan orang-orang yang bertaqwa dengan birul walidain kepada kedua orang tua.
Beliau sesungguhnya tidak berharap banyak pada kita untuk membalas kebaikan beliau. Dengan melihat kita menjadi anak yang berhasil dan tetap berbakti kepada mereka itu sudah lebih dari cukup.Harta tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan akhlak yang baik.Maka sesekali jenguklah ibu yang senantiasa merindukan kedatanganmu, yang senantiasa menyambut kepulanganmu. Peluklah ia dan ciumlah kaki ibu yang senantiasa merindukanmu. Berikanlah yang terbaik hingga akhir hayatnya. Jangan sampai engkau menyesal ketika Beliau telah tiada. Karena saat sang Khaliq sudah memanggil beliau, maka sudah tak ada lagi sosok yang menyambutmu di depan pintu dengan penuh senyuman, tiada lagi yang memberikanmu nasihat maupun petuah-petuah kebaikan dari tutur lembut beliau, tak kan ada bait-bait lantunan doa yang dilantunkan untuk mengiringi langkah perjuangan kita. Yang ada hanyalah kamar kosong tak berpenghuni maupun baju yang digantung di lemari kamarnya.
Wallahua’lam bisshawab,

ONE STEP MORE



LANGKAH IMPIAN BERBAGI BIDANG PENDIDIKAN



1.   MENGENALI POTENSI DAERAH DAN MENCOBA memperkenalkan inovasi teknologi yang saya dapat di bangku kuliah atau sharing dengan ahli, praktisi, dosen, peneliti atau inspirasi lain kepada masyarakat untuk membangun potensi tersebut dalam rangka ke arah mencapai peningkatan kesejahteraan.
2.   Membangun pertanian sesuai dengan basis desa tersebut dengan modal ilmu dan teknologi yang saya dapat di perkuliahan. Seperti pelatihan tentang agroforestry, verticulture, pengembangan budidaya sayur organic, teknologi peningkatan hasil tanaman pangan kepada masyarakat, atau pengelolaan organisme pengganggu tanaman secara terpadu.
3.   Pengenalan tokoh-tokoh teladan yang inspiratif dan prestatif kepada anak usia sekolah.
Memberikan banyak kisah dan sharing prestasi luar biasa tentang tokoh-tokoh baik nasional maupun internasional yang luar biasa seperti B.J Habibi, Ir. Soekarno, Thomas Alva Edison, Ibnu Sina dsb yang di tengah keterbatasan dan kesempitan mereka terus berjuang hingga akhirnya mampu berkarya dan memberikan manfaat bagi orang banyak.
4.   Pengembangan rasa percaya diri .
Memotivasi mereka agar mereka tidak minder terhadap keterbatasan mereka, dengan cara banyak sharing terkait kisah anak cucu negeri Indonesia yang dulunya berasal dari keluarga miskin di daerah terpencil tapi mampu menyabet sejumlah prestasi sampai tingkat nasional dan internasional. Bisa juga dengan nonton bareng film Laskar Pelangi lalu membedah isi filmnya.
5.   Melatih anak untuk mengembangkan jiwa kreatifitasnya
Setiap anak memiliki potensi masing-masing dan  berbeda antara satu dengan yang lainnya. Jika ada yang berpotensi di bidang IPA maka diajak keluar melihat alam dan menguji daya tangkap mereka terkait pesan, kesan dan apa yang akan mereka lakukan dengan persoalan tadi atau bisa juga diajak melakukan eksperimen di laboratorium percobaan jika ada. Jika ada yang berpotensi di bidang bahasa maka diajak untuk membaca buku dan memacu mereka untuk berlatih menulis karya dsb.
4.   Memberikan kasih sayang yang diperlukan anak selayaknya seorang Ibu yang menyayangi anaknya. Biasanya anak-anak daerah pedalaman sangat haus akan sebuah kasih saying dalam pendidikan. Karena disana amat jarang relawan yang menjangkau dan mau memberikan dedikasinya untuk membangun pendidikan disana. Harapannya dengan begitu mereka juga akan merasakan betapa indahnya sebuah dunia pendidikan. Apalagi jika hubungan emosional bisa terjalin harapannya mereka akan bisa merasakan indahnya sebuah dunia pendidikan layaknya ia diajarkan sebuah pelajaran dan survive dalam hidup ini oleh orang tua mereka sendiri.
5.   Membiasakan anak berdisiplin mulai dari hal-hal kecil.
Mencoba memberikan beberapa peraturan berdasarkan kesepakatan bersama, kemudian mencoba mendidik mereka agar bisa melaksanakan apa yang telah disepakati. Misal dalam hal ketepatan pengumpulan tugas, on time saat berangkat ke sekolah, membuang sampah pada tempatnya, memelihara tanaman sekitar dan mencintai lingkungan dengan tidak mencorat-coret meja atau kursi maupun fasilitas yang ada.
6.    Anak dibiasakan  dengan etiket umum yang mesti dilakukan dalam pergaulannya.
Dalam hal ini pembentukan karakter cukup penting, apalagi jika anak tersebut seusia TK ataupun awal SD masih berada pada fase emas pembentukan karakter anak.  Semisal :
a.    Mencontohkan kepada anak cara berbicara yang baik dan sopan kepada orang lain.
b.   Bila membantah diperingatkan  supaya kembali kepada kebenaran dengan suka rela, jika memungkinkan. Tapi kalau tidak, dipaksa untuk menerima kebenaran, karena hal ini lebih baik daripada tetap membantah dan membandel.
c.     mengucapkan terima kasih kepada murid jika menuruti perintah dan menjauhi larangan. juga sekali-kali memberikan hadiah yang disenangi berupa makanan, mainan atau diajak jalan-jalan sebagai bentuk apresiasi kepada mereka
d.    Dibiasakan menghormati milik orang lain, dengan tidak mengambil  permainan ataupun makanan orang lain, sekalipun permainan atau makanan saudaranya sendiri.
7.   Pengajaran hak-hak kedua orangtua,
Memberikan mereka materi khusus dan percontohan atau pembelajaran terkait menghormati orang tua yang diajarkan dalam islam. Semisal ketika orang tua membutuhkan bantuan, maka harus didahulukan, menghargai orang tua, memiliki tata karma terhadap  mereka. Karena ini adalah salah satu hal yang melatih ESQ anak.

A LITTLE EXPERIENCE

a Little Journey



Saya pernah mengunjungi beberapa daerah di Jawa tengah, jawa barat, Jakarta dan solo. Terkait dengan dunia pendidikan saya rasa di daerah pulau jawa masih lebih baik dibanding dengan daerah luar jawa. Ada banyak sekolah yang sudah memiliki fasilitas memadai dalam mendukung proses belajar melajar untuk mencetak para generasi yang hebat dan kompetitif. Namun ada beberapa hal juga yang perlu disoroti ketika saya pernah pergi ke Jakarta, utamanya di daerah pinggiran. Saya melihat ada sebuah fenimena yang cukup ironi. Diantara kolong jembatan itu anak-anak tinggal dengan kondisi yang sebenarnya jauh dari kata layak. Anak-anak usia sekolah SD banyak yang pagi-pagi sudah berangkat ngamen atau sekedar berinteraksi dengan timbunan sampah yang menjadi salah satu akses mereka dalam mengumpulkan pundi-pundi rupiah. Amat disayangkan juga karena mereka yang harusnya bersekolah ternyata harus putus karena orang tua sakit-sakitan, ada juga yang tak mampu karena banyak anak dan penghasilan minim hanya untuk makan dan itupun kadang masih serba kekurangan.

Ada sebuah sekolah yang tidak jauh dari perkampungan kumuh itu, yaitu sebuah bangunan kecil dari kayu yang selayaknya hanya mampu menampung 15 orang oleh seorang wanita paruh baya yang hatinya tergerak dan terpanggil akan kondisi pendidikan anak-anak kurang beruntung di daerah tersebut. Dengan berbekal kepedulian, keberanian dan ilmu yang dimiliki beliau membuka kesempatan bagi anak-anak yang putus sekolah tapi masih mau belajar untuk dididik disana. Itupun tidak setiap hari biasanya hanya berlangsung 2 kali dalam 1 minggu. Namun melihat semangat dan antusias para anak-anak polos ini dalam menntut ilmu merupakan sebuah panggilan semangat tersendiri untuk terus berupaya mengajar dan menitipkan sebuah harapan mereka akan keoptimisan meraih masa depan yang lebih baik kelak.

Sedangkan pengalaman saya ketika ke Bandung, utamanya ke ITB ketika mengikuti sebuah ajang lomba kompetensi siswa tingkat nasional sewaktu SMK Kelas 3 tahun 2012, saya melihat pemandangan yang berbeda dari biasanya. Disana saya melihat ada sebuah harapan besar dari mata para mahasiswa ITB akan semangat untuk melakukan perubahan kea rah yang lebih maju lewat dunia pendidikan. Dan itulah salah satu alasan yang menjadi motivasi saya untuk melanjutkan pendidikan dengan berupaya keras mencari beasiswa agar meskipun saya berasal dari keluarga miskin yang serba terbatas namun tidak akan sekali-kali aku menyerah pada cita-citaku. Dan Alhamdulillah saya mendapat juara 3 LKS SMK Bidang Agronomi tingkat nasional. Akhirnya saya ketika diminta mengisi acara motivasi di tingkat pendidikan SMP banyak hal inspirasi yang saya sampaikan pada anak-anak dari pengalaman hidup saya. Bahwa keterbatasan haruslah menjadi pemacu semangat perjuangan, dan asal kita berupaya sungguh-sungguh maka insya Allah kita akan mendapatkan.

KETERBATASAN BUKANLAH HALANGAN



PENDAPAT DAN IMPIANKU TENTANG PENDIDIKAN INDONESIA :




PENDAPAT :
Pendidikan Indonesia dalam pandangan saya jika dilihat dari tahun ke tahun semakin berkembang. Dilihat dari jumlah populasi yang kian bertambah ini adalah sebuah peluang, dimana Indonesia dengan jumlah penduduk pemuda menempati persentase terbanyak menjadi Bonus Demography. Akan tetapi apabila peluang ini tidak mampu diberdayakan dengan baik salah satunya lewat jalur pendidikan maka bukan tidak mungkin ini akan menjadi bencana demography bagi Indonesia. Semakin banyaknya jumlah anak yang masuk ke bangku pendidikan baik dari strata TK samapai Perguruan tinggi menandakan bahwa ini salah satu indicator bahwa tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan semakin bertambah.

Akan tetapi, salah satu hal yang amat disayangkan adalah terjadi gap atau kesenjangan pendidikan antar berbagai wilayah. Misal daerah DKI Jakarta memiliki kualifikasi sekolah standar internasional, standar nasional dan berbagai akreditasi menunjang lainnya, disertai ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai dalam mendukung proses belajar mengajar sebagai salah satu wahana dalam mengembangkan bakat kreativitas dan inovasi para siswanya sedang di beberapa bahkan hampir mayoritas sekolah di daerah pelosok negeri ini kondisi Sarana sekolahpun sudah tak layak, apalagi menyediakan fasilitas pendukung yang memadai. Selain itu di daerah Jawa biasanya tiap kecamatan minimal ada 1 sekolah baik tingkat TK-SMA, sayangnya di daerah luar jaw asana ternyata ketika para anak-anak bangsa yang menjadi harapan masa depan negeri ini bahkan harus rela berjalan kaki puluhan kilometer jaraknya, belum lagi apabila datang musim hujan mereka harus lela berenang diantara sungai-sungai yang memisahkan daerah asal mereka dengan sekolah yang akan mereka tuju hingga basah kuyup.

Disisi lain ternyata Masih banyaknya pandangan masyarakat yang primitive akan arti penting sebuah pendidikan. Pernah saya mendengar sebuah pengalaman dari seorang senior saya bernama Kunto Nurcahyoko bahwa di daerah pedalaman perbatasan Kalimantan barat dengan Malaysia tempat dimana beliau mengabdi di bidang pendidikan, masyarakat sana memiliki mindset bahwa” sekolah tak sekolah sama-sama semangkuk” artinya adalah baik dengan sekolah maupun tidak, tak aka nada perubahan yang berarti dalam hidup seseorang. Mereka tetap harus berusaha dan bekerja mencari makan untuk bertahan hidup dan mencari obat ketika sakit. Oleh karena itu dibanding membuang- buang waktu untuk sekolah lebih baik bekerja mencari uang.

Akses ke pendidikan juga lumayan susah bagi sebagian besar orang. Untuk kebutuhan makan sehari-hari saja susah apalagi untuk melanjutkan pendidikan. Bagi sebagian besar orang memilih untuk terus menuntaskan pendidikan sampai jenjang tinggi adalah hal yang butuh perjuangan besar. Meskipun pemerintah memiliki program Wajib Belajar 9 Tahun, nyatanya juga banyak anak usia sekolah yang tidak sanggup menyelesaikan pendidikan sampai jenjang SMP bahkan ada pula yang harus putus sekolahnya di tingkat SD. Meskipun uang SPP mendapat bantuan dari pihak pemerintah, nyatanya pihak sekolah tetap membankan uang pembangunan yang tidak sedikit jumlahnya uang seragam, buku-buku pelajaran, tabungan dll yang pastinya mau atau tidak mau orang tua harus tetap mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk keperluan tersebut. Karena kondisi ekonomi yang serba kekurangan dan lebih mementingkan untuk membantu orang tua tak jarang anak-anak rela bekerja, berjualan, atau mengamen agar tetap bisa meraih sesuap nasi dan meninggalkan bangku pendidikan. Salah satunya di Yogyakarta yang katanya dikenal sebagai kota pelajar, nyatanya masih banyak anak yang tidak berkesempatn melanjutkan pendidikan ke tingkat SMP, SMA apalagi perguruan tinggi.



IMPIAN :


Harapan terbesar saya dalam bidang pendidikan adalah saya ingin agar negeri Indonesia tercinta ini menjadikan peningkatan kualitas sumber daya manusia menjadi agenda utama pembangunan, karena salah satu hal yang mendukung adanya perkembangan bidang pendidikan adalah adanya kebijakan yang available dan menjadi support system bagi pendayagunaan akses pendidikan yang mudah bagi warga masyarakat. Majunya Pendidikan adalah cerminan kemajuan sebuah bangsa, begitupun mundurnya pendidikan akan menjerumuskan sebuah bangsa pada lubang kebodohan dan kemiskinan.

Saya ingin agar seluruh masyarakat Indonesia memiliki paradigm bahwa pendidikan adalah kunci utaa dalam peningkatan kualitas hidup mereka. Saya menekankan paradigma terlebih dahulu karena paradigm seseorang akan sangat mempengaruhi pilihan hidup yang akan mereka pilih. Jika mereka menjadikan pendidikan sebagai prioritas utama maka apapun kesulitan, tantangan, dan beban yang harus dijalani maka niscaya masyarakat akan tetap bersemangat dalam menggapai impian lewat jalur pendidikan tersebut.

Salah satu kunci negara maju adalah mengalokasikan dana yang lebih besar pada proyek pembangunan SDM. Salah satunya di Singapura mengalokasikan minimal Rp 4 trilyun per tahun dari anggaran negara dialokasikan guna pendidikan. Makanya mereka sangat gencar dengan program Singapura Education Service Centre (SESC). Harapannya adalah Indonesia setidaknya mencontoh kebijakan positif negara-negara maju untuk diterapkan disini. Semoga kelak minimal sudah ada program wajib belajar 9 tahun yang benar-benar gratis terutama bagi warga yang benar-benar membutuhkan.

Minimal kelak satu desa ada 1 instansi pendidikan tingkat TK (taman kanak-kanak), SD (sekolah Dasar), dan SMP (Sekolah Menengah Pertama) dan setidaknya ada 1 SMK/SMA/MA tiap kecamatan. Kemudahan dalam jarak terutama untuk daerah-daerah terpencil sangat menjadi tumpuan harapan mengingat jarak yang terlalu jauh ditambah tidak adanya fasilitas transportasi yang memadai dan iklim yang tidak menentu menjadi hambatan tersendiri bagi mereka-mereka yang kini membutuhkan uluran tangan hangat kita.

Pembangunan infrastruktur seperti jalan dan gedung-gedung sekolah beserta perbaikan fasilitas yang mendukung sangatlah prestisius. Setidaknya di era globalisasi ini sudah tidak ada lagi generasi yang tidak melek teknologi, buta huruf dan angka. Salah satunya adalah dengan tersedianya fasilitas berupa komputer-komputer dan internet untuk wahana latihan siswa di pelosok negeri, agar pengembangan wawasan dan ilmu mereka semakin bertambah. Tidak seperti katak dalam tempurung, namun mereka mampu mengubah dunia dengan keilmuan yang mereka miliki. Sehingga tidak ada alasan karena tidak berpendidikan lantas mereka menjadi tukang sapu, tukang parker, penarik becak, ojek, atau pembantu rumah tangga dsb. Bukan karena pekerjaan tersebut tidak mulia, akan tetapi agar para generasi muda ini kelak menjadi sosok yang mampu berkontribusi bagi negeri ini dalam memainkan peran yang lebih besar dalam perkembangan zaman.

Saya juga bermimpi agar kelak di negeri ini tercipta minimal satu orang per pelosok desa yang mampu melanjutkan pendidikan ke luar negeri, sebagai salah satu inspirasi bagi masyarakat agar mereka semakin terpacu dalam meraih sebuah impian. Agar mereka belajar bahwa KETERBATASAN BUKANLAH SUATU ALASAN, KELEMAHAN BUKANLAH PENGHALANG, DAN IMPIAN HARUS TERUS DIPERJUANGKAN. Semoga kelak akan tercetak para pemimpin muda Indonesia dari berbagai pelososk nusantara yang menjadi promotor kebangkitan Indonesia. Tercipta para dokter, wirausahawan, politisi, pakar hukum, petani, peternak, sastrawan, ahli teknologi, pejabat negara maupun daerah, peneliti muda dan sebagainya yang handal, kompeten, hebat, dan memiliki dedikasi yang tinggi bagi Indonesia tercinta.