Minggu, 26 Juni 2016

Telurnya dari Ayam, Sapinya yang peroleh nama

Bagai Telur Mata Sapi

Banyak orang yang saat ini mulai berambisi pada jabatan yang tinggi
Tidak mengherankan, denganya Pengakuan masyarakat dan sanjungan kan membanjiri
Sebuah pekik, lantas apakah ada masalah dengan jabatan yg tinggi??
Dengan tegas saya katakan TIDAK,
Jabatan dan kekuasaan itu sah-sah saja
masalahnya bukan pada kekuasaan tersebut, karna kekuasaan hanyalah object
Yang nenjadi titik penting adalah pada Subjectnya "manusianya"
Obsesi dan persepsi bukan ditujuan pada posisi dan jabatan tinggi
Namun arahkanlah pada PERAN & KONTRIBUSI
Bisakah ia mengambil peran-peran besar sesuai dengan besarnya kekuasaan tersebut
Makanya ketika peluang kekuasaan datang
Hendaklah, manusia itu mengimbangi dengan frekuensi RUHIYAH dan frekuensi PENGORBANAN yang sesuai
Jangan sampai Allah menegur sebagaimna dalam (QS ALI IMRAN:188)
" mereka senang disanjung-sanjung terhadap apa-apa yg tidak mereka lakukan"
Itulah mengapa, dalam salah satu bukunya yang berjudul MOMENTUM KEBANGKITAN, ustad Anis Matta menyebut Bagai telur mata sapi
Telurnya berasal dari AYAM, namun SAPI yg memperoleh nama
Sama seperti mengklaim kebaikan dan prestasi orang lain sebagai karya sendiri
Sungguh Allah tidak menilai seseorang dari jabatan, harta, kedudukan, kepandaian, atau berbagai pernak pernik kefanaan dunia lainnya
DIA menilai kadar KETAKWAAN hambaNYA
Yuk, mari sama sama berbenar perbaiki diri dan lejitkan potensi
Torehkan segudang prestasi dan kebermanfaatan diri
Demi menyongsong kejayaan Islam janji sang Ilahi Rabbi

Hati yang Sakinah

Sakinah Qalbiyah

Dalam menjalani hidup, pastilah setiap manusia merasakan sebuah kekhawatiran, kegelisahan
Bisa jadi terkadang, sering, atau bahkan berulang kali
Seolah dalam hidup selalu dipenuhi kecemasan
Saat hati mulai ragu dan tidak merasakan ketenangan
Bisa jadi SAKINAH itu Sedang jauh dari kita
Tersebab oleh jauh dari cahaya Allah ataupun maksiat yg tak terasa
Karna ketenangan hanyalah bisa didapatkan dariNYA
Renungkan dlm diri
Sudahkah hamba yg papa namun acapkali merasa hebat ini menjalani hidup sesuai kaidah2 yg digariskanNya???
Padahal sang Maha Pencipta kita tlah memberikan pelajaran2 berharga dalam surat2 cintaNYA
Yang diwahyukan kepada sosok murabbi terbaik "khatamul anbiya' "
Yah memanglah Benar,
Al Quran merupakan penerang bagi seluruh umat manusia
Namun Ia hanya akan mampu menjadi petunjuk bagi orang2 yg bertakwa
Al Quran hanya akan bisa dilihat oleh orang2 yg tidak "Buta" dan "dibutakan" oleh Allah
sebagaimana cahaya senter memanglah terang
Mampu menjadi penerang bagi sekalian manusia di tengah kegelapan
Tapi ia tidak akan berguna dan takkan mampu terlihat oleh orang2 yg buta
Saat gundah gulana dan kerisauan hati menyapa,
Bisa jadi Allah sedang merindukan kita untuk kembali PadaNYA
Kalaupun hidup yg kita jalani tidak sesuai dengan keinginan maka "Janganlah Bersedih"
Pun jika sesuai dengan harapan, "Janganlah Bangga"
Jika ujian yg dialami terasa begitu berat, maka yakinlah bahwa Karunia Allah juga Besar
Persoalan menyapa, Cari dan ambil mana HIKMAHNYA,,,,,
denganya insya Allah hati akan tetap tentram,,,,,
Slalu Yakin dan Percaya Ada ALLAH disana
Yg tak akan pernah meninggalkan kita
Maka tak ada yg perlu dikhawatirkan bagi para musafir di dunia
Begitulah Kemantapan hati "Sakinah Qalbiyah" kan selalu menyertainya
‪#‎semoga‬ bermanfaat
‪#‎Tetesan‬ Ilmu
‪#‎Bak‬ Oase di padang Pasir

Mencari Arti



Mencari Arti

Kebahagiaan itu bukan berarti saat kita bebas melakukan segala hal tanpa aturan
Kebahagiaan itu bukan berarti tidak mengikat, tanpa sekat dan batas
Bahagia itu bagai permainan sepakbola
Ada gawang tempat dimna tujuan gol akan tercetak
Terlihat jelas mana kawan dan mana lawan
Terdapat garis2 lapang dimana disitulah tempat pertandingan kan terus berjalan hingga waktu tertentu
Ada juga wasit yg kan memandu jalanya permainan
Hingga saat semua mampu melaksanakan peran dengan sebaik mungkin,,kemenanganpun niscaya kan ada dalam genggaman
Begitulah hidup,,
Sebuah kebahagiaan adalah saat dimana kita mampu hidup dalam sebuah aturan "naungan islam"
Yang dengannya lah kita mampu memenangkan setiap pertandingan yg kita lalui dalam hidup ini...
Saat2 indah
Dimna hidup yg singkat bak perjalanan musafir yg singgah
Dipergunakan tuk ibadah
Mengabdikan diri dalam dakwah
Hingga kelak kan kita jumpai hidup yg sesingkat ini,,, bermuara pada Sang Illah
‪#‎Arti‬ hidup
‪#‎Komitmen‬ dakwah
‪#‎Terus‬ Belajar
#Terus Bekerja
#Terus beramal Baik
‪#‎Cinta‬ ALLAH SWT

Menghidupkan Nafas Gerakan

Menghidupkan Nafas Gerakan


Saat engkau terus bertahan dalam setiap proses ini, itu artinya engkau turut berjuang demi bangsa ini
Membina adalah nafas sebuah gerakan,
Gerakan akan terus berjalan mencetak kader2 nan gemilang, stagnan/mandeg, atau bahka mati ditentukan oleh aktivasi dari jantungnya organisasi (kaderisasi)
Tidak ada yg namanya pemandu ideal
Yg ada, adalah kepemanduan yg sejati
Memandu itu bukan hanya sekedar persoalan transfer of knowledge
Penekanannya lebih kepada Transfer of VALUE
sehingga apa yg disampaikan tidak akan menguap begitu saja
Namun mampu mengkristal dan membentuk bongkahan2 unik yg menyatu dalam karakter dan ghirah yg kuat



Perjuangan ini masih panjang kawan....
Usia anda masih terlalu muda untuk menyerah
Usia dakwah jauh lebih panjang dari usia kita
Kalaupun kita berjuang, itu sebenarnya bagai mengkontribusikan 2 hingga 3 putaran roda dakwah dari putaran2 roda dakwah yg kan terus bergulir hingga akhir zaman
So. Mari refleksikan diri dengan apa yg Sayyid Qutb katakan bahwa
Dakwah akan terus berjalan, dengan atau tanpa kita
Kalau tidak bersama kita, maka dakwah akan bersama yg lain
Kalau tidak bersama dakwah, lantas akan bersama siapa lagikah engkau???

Oh iya, btw foto-foto diatas diambil pada saat penulis sedang melaksanakan Daurah Marhalah 3 yang diselenggarakan oleh PW KAMMI DI Yogyakarta. 6 hari bersama merajut ilmu yang difasilitatori oleh ustadz, pengurus-pengurus senior KAMMI tingkat wilayah-pusat, pejabar daerah, praktisi maupun akademisi maupun pemateri-pemateri kece lainnya. kebayang banget mantengin diskusi hingga dini hari, paginya terjun aksi. brrrrrrrrrhhhh memang berasa nano-nano dan penuh pembelajaran yang tak terlupakan.

Life With Love

Just do every thing with love



"kerjakan segala sesuatunya dengan cinta"
bukankah dalam islam mengajarkan kepada kita arti sebuah keikhlasan?
yakni perjuangan dan pengorbanan didasarkan atas ketaatan dan kecintaan kepada Allah SWT
kecintaan padaNYA akan memberikan sebuah dorongan energi kuat yang mampu menjadi pemicu dalam bergerak
kekuatan yang denganya kita menjadi sosok yang tangguh dan tidak mudah loyo atas tantangan yang datang
bahkan gelombang di samudra serasa riak-riak air yang mengalir

amanah bukan hanya sebuah kewajiban yang ditunaikan atas dasar sebuah dorongan formalitas belaka
kala hati melakukan amanah terdasar atas kewajiban belaka
maka sungguh kan kering ruhiyah itu  rasanya 
bagai mesin atau robot yang terus bekerja namun tak pernah bisa merasakan apa sebenarnya makna sebuah pekerjaan itu dalam arti kehidupan yang sesungguhnya
maka lakukanlah amanah-manah sebagai sebuah peran-peran cinta yang mampu membuat kita menjadi pribadi yang lebih bijak dan lebih baik lagi kedepannya......
bahkan tanpa amanahpun kita kan terus mampu berkarya dan berkontribusi....
tersebab oleh MAHABBAH,







‪#‎Eksplore‬ alam
‪#‎Karst‬ Tubbing
‪#‎Buka‬ bersama
‪#‎Barisan‬ pecinta dakwah
‪#‎Love‬ earth

Jumat, 24 Juni 2016

are you dare become a mentor????

Become a Mentor


Membina adalah nafas gerakan KAMMI. Peran-peran pengkaderan haruslah selalu dihidupkan agar jantung sebuah gerakan senantiasa mampu melakukan fungsi pemompaan darah perjuangan menuju basis kekuatan harakah terus berjalan. Untuk menjadi deorang pemnadu haruslah berbekal ilmu dan pedoman yang diperhatikan. Dalam membina kader yang diharapkan mampu menjadi sosok penerus generasi dakwah yang tanggunh, maka berikut beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh seorang pemandu :

1.    Manhaj
Seyogyanya dalam mentarbiyah para penerus generasi dakwah maka, suatu lembaga dakwah atau wajihah perlu menguatkan internalisasi manhaj yang jelas akan arah dan tujuan yang menjadi pedoman dalam pergerakan islam.
Manhaj integral yang diserukan oleh jamaah ini adalah manhaj yang bersumberkan pada Alquranul karim dan sunnah nabi yang suci. Sebuah manhaj yang berkontribusi besar dalam merealisasikan tujuan dengan keluhuran dan syar’inya perangkat yang dipergunakan [1].
Dalam mentarbiyah harus diawali dari muwasofat, setelah itu menentukan bagaimanakah caranya mencapai muwasofat tersebut. Apabila diringkas prinsip mentarbiyah adalah sebagai berikut [3]:
a.    memami kondisi mutarabbiyah dengan baik, sehingga mampu mengetahui muwasofat yang telah mereka miliki.
b.    Menentukan muwasofat yang belum terealisir pada diri mutarabbiyah sesuai dengan tahap tarbiyah mereka.
c.    Memilih point muwashofat yang hendak dicapai bersama mutarabbiyah dalam forum tarbiyah.
d.    Menentukan sarana tarbiyah yang sesuai untuk mencapai muwashofat tersebut.

2.    Penguatan konsep pemahaman pada diri kader
Perlu di awal-awal pertemuan, kader perlu diajak untuk sharing terkait bahwa islam adalah ajaran yang syamil, mutakammil, syumul, salamah, salim dsb. Sehingga mereka bangga menjadi seorang muslim dan tergerak untuk selalu aktif melaksanakan amalan sesuai dengan kaidah yang diajarkan islam.  Selain itu sangat penting mengenalkan para kader terkait risalah ta’lim yang didalamnya terdapat 10 prinsip dalam beramal yang ditulis oleh syekh Hasan Al Banna.
Ketika anda berusaha mengubah seseorang dari pemikiran lama kepada pemikiran baru, anda harus menyadari bahwa pemikiran itu adalah benar-benar baru baginya. Artinya ia belum mengenalnya. Seseorang yang belum mengenal sesuatu, akan menolaknya. Betapa banyak kalangan sahabat, ketika mereka belum masuk islam, memuduhi Rasulullah saw. Tetapi ketika mereka mendapat hidayah Allah, mereka menjadi pendukungnya bahkan berjuang dan berperang bersama beliau [2].
Untuk menjamin kebenaran dan ketepatan dalam penerapannya atau mendekatinya secara minimal, islam sangat menaruh perhatian dalam memberikan terapi kejiwaan kepada manusia, yang ia merupakan sumber kedisiplinan, substansi pemikiran, persepsi, dan pembentukan. Kemudian ia mengenalkan obat-obat mujarab yang bisa menyucikan jiwa mereka dari hawa nafsu dan memersihkannya dari kotoran tujuan untuk diarahkan kepada kesempurnaan dan keutamaan, serta menghalanginya dari kedzaliman, penyelewengan dan permusuhan. Jika jiwa manusia telah iatiqomah dan jernih, maka apa saja yang lahir darinya akan menjadi bagus dan indah [1].

3.    Memberikan pelayanan dan pendekatan pendampingan pada kader.
Seyogyanya dalam pembinaan perlu untuk memperhatikan aspek kedekatan dengan mad’u sehingga ada keterikatan emosional dan ketertautan hati untuk saling terpacu berlomba-lomba dalam kebaikan dan memajukan amanah dakwah di gerakan-gerakan islam.
Muhamad saw selalu bersikap rendah hati dan kasih saying kepada mereka. Sungguh mereka mengetahui kedudukan mereka dan membanggakannya, beliau tidak pernah bertindak sewenang-wenang kepada mereka. Mereka adalah generasi islam pertama yang unik. Dengan perasaan ketuhanan yang lembut dan akhlak nabawi yang mulia inilah hati mereka segera berubah menjadi bersinar dan segar. Beliaulah yang secara proaktif melayani mereka dengan penuh rasa kasih saying, berdialog dengan mereka menggunakan kata-kata yang lebih baik yang keluar dari lubuk hati yang paling dalam dari aqidah yang bersih dan untuk tujuan yang suci [2].

4.    Lebih menekankan pada keteladanan dibanding konsep pembinaan berbasis perintah  akan suatu amalan
Dakwah pada dasarnya adalan cinta yang membawa para pengembanya kepada kebahagiaan hakiki baik di dunia maupun di akhirat. Dalam proses membina, pastilah kita menginginkan perubahan pada diri kader ke arah sibghah islam. Akan tetapi agaknya suatu bentuk perintah, ajakan atau penugasan untuk melakjukan suatu amalan kuranglah membekas pada kesadaran dan habbit kader dakwah. Oleh karenanya perlu mencontoh langkah dakwah yang dicontohkan oleh Rasulullah dalam membina para sahabat ra.

5.    Menyibukkan diri kader dengan amanah-amanah yang positif
Dengan melibatkan mereka dalam sebuah agenda-agenda dakwah maka mereka akan belajar bagaimana bertanggungjawab terhadap amanah yang diemban. Disana kemampuan manajerial mereka juga akan lebih terasah, memunculkan jiwa-jiwa solutif, saat berhadapan dengan perbedaan pendapat maka akan muncul jiwa saling menghargai, managemen konflik dsb. Dengan begitu secara tidak langsung kita turut berperan dalam mencetak leader masa depan dakwah. Namun memang yang lebih penting dalam pengkaderan jamaah salah satunya adalah mencetak leader maker. Sehingga kelak akan muncul sosok-sosok leader yang berakhlak mulia, mampu bertanggung jawab akan amanah dan tanggung jawab dakwah, menjadi penggerak dan pengkonsep bagi pergerakan islam, serta inspirasi dan trend setter bagi lingkungan sekitar.




DAFTAR PUSTAKA
[1] Mahmud, Ali abdul Halim. 2009. Perangkat-perangkat Tarbiyah Ikhwanul Muslimin : Studi Analisis Dan Historis. Solo : Era Intermedia.
[2] As-Siisiy, Abbas. 2008. Bagaimana menyentuh hati. Solo : Era Intermedia.
[3] Takariawan, Cahyadi dan Nurlaila, Ida. 2011. Menjadi Murabbiyah Sukses. Surakarta : Era Adicita Intermedia.




generasi muda, generasi pilihan. berjuanglah

DESIGN DAURAH MARHALAH KAMMI (DM)
DALAM MEMBENTUK KARAKTER PEMIMPIN SEJATI



Setiap organisasi maupun gerakan yang kuat pastilah memiliki sebuah sistem pengkaderan yang terstruktur dalam membentuk para generasi penerus yang militan, loyal dan sesuai dengan nafas gerakan atau organisasi tersebut. Hal ini juga belaku pada sebuah gerakan yang dalam kalangan mahasiswa dikenal sebagai Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia atau yang disingkat dengan KAMMI. Gerakan ini sejak terbentuk pada tanggal 29 Maret 1998 sebagai salah satu tonggak perubahan yang dilakukan oleh basis massa yang disebut pemuda atau mahasiswa. Hingga kini KAMMI terus berkembang dan telah menyebar ke berbagai penjuru nusantara yang terbentang daei sabang sampai merauke.
Kepengurusan KAMMI berada pada beberapa level dalam upaya mencetak para calon pemimpin masa depan yang militan, berkualitas, dan berakhlak mulia. Nafas dakwah KAMMI adalah gerakan dakwah tauhid yang mengesakan esistensi dari Allah SWT sebagai satu-satunya Rabb penguasa alam raya beserta seluruh isinya, Dialah Raja dari segalanya. Selain itu KAMMI berusaha mengkader para anggotanya sesuai dengan prinsip dakwah Rasulullah yakni gerakan intelektual profetik. Dimana para anggota KAMMI yang mayoritas didominasi oleh mahasiswa sebagai agent of change, iron stock dan guardian of value memiliki modal yang cukup prestisius berupa kemampuan kecerdasan yang diasah di bangku perguruan tinggi. Ini adalah sebuah peluang sekaligus tantangan melihat banyaknya para pemuda yang ada  nyata berada di depan mata bahwa KAMMI siap mengkader para pemuda tersebut sesuai dengan manhaj kenabian yang dibawa oleh baginda tercinta sang rahmatal lil’alamin yakni Rasulullah SAW.
Lembaga KAMMI untuk Proses pengkaderan dalam membentuk karakter pemimpin yang berkapasitas dan beakhlak mulia terbagi menjadi 4 bagian yakni:
1.    KAMMI Komisariat (KOMSAT)
Levelnya berada pada tingkat Universitas atau Kampus.
2.    KAMMI Daerah (KAMDA)
Kepengurusannya berada pada lingkup Kabupaten atau Kota, yang didalamnya terdiri dari beberapa perguruan tinggi
3.    KAMMI Wilayah (KAMWIL)
Mencakup satu provinsi biasanya terdiri dari kumpulan KAMMI daerah, termasuk didalamya ada sebuah badan yang dinamakan KIW atau Korps Instruktur Wilayah
4.    KAMMI Pusat
Merupakan basis pusat yang menjadi pengatur kebijakan berlangsungnya pergerakan KAMMI di berbagai wilayah di Indonesia.

Untuk mencapai sebuah tujuan yang ditetapkan terkait design daurah yang efektif dan efisien mencetak para kader yang jadi maka baik KOMSAT, KAMDA, KAMWIL dan KAMMI Pusat harus saling bersinergi. Semisal KOMSAT memiliki peran dalam mengadakan Daurah Marhalah 1 (DM1) untuk mencetak kader AB1 yang nantinya diharapkan mampu menjadi sosok syakhsiyah daiyah atau sosok yang berkepribadian islami. KAMDA atau KAMMI Daerah umumnya memiliki peran dalam melaksanakan Daurah Marhalah 2 (DM2) agar nantinya terbentuk kader AB2 yang mampu menjadi penggerak dalam melakukan perubahan dan perbaikan sesuai dengan nafas gerakan. Adapun jenjang KAMWIL berfungsi dalam berkontribusi membentuk kader AB3 yang mampu menjadi ideolog atau konseptor ke arah manakah perbaikan ini akan ditujukan.
Design daurah yang baik selakyaknya memperhatikan pembelajaran dari pelaksanaan daurah sebelum-sebelumnya untuk selanjutnya dilakukan analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threatment). Agar dapat mengevalusi kendala dan kekurangan dari apa yang telah dilakukan dan ditemukan sebuah solusi atau masukan ke arah yang lebih baik pada pelaksanaan daurah yang akan datang.  Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam membentuk sebuah daurah yang mengesankan tanpa kehilangan esensi dari tujuan yang akan dicapai adalah sebagai berikut:
1.    Memberi kesempatan pada kader atau peserta untuk melakukan self assesment
Biasanya penilaian seringkali hanya terpacu pada observer yang indikator keberhasilannyapun belum tentu jelas. Untuk menilai keberhasilan sebuah daurah tidak hanya cukup dengan mengetahui berapa kali peserta memberanikan diri untuk bertanya, berapa banyak ia menyampaikan kritik, saran, maupun seberapa besar kapasitas keilmuan yang telah ia tuangkan dalam kegiatan daurah marhalah tersebut. Akan tetapi jauh lebih penting adalah keberhasilan itu akan terlihat manakala sang kader setelah mengikuti DM akan tetap bertahan dan berjuang bersama KAMMI dan terlihat upaya nyatanya dalam berproses meningkatkan kualitas diri dalam setiap aspek,
Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan waktu kepada para kader untuk berusaha menyampaikan gagasan, opini, dan tanggapanya terkait materi daurah yang sedang dibahas. Harapannya adalah dengan kesempatan tersebut maka sang kader akan mampu menilai sendiri terkait sejauh manakah kapasitas atau  kemampuan yang dia miliki terkait topik yang dijadikan sebagai pokok bahasan. Dengannya ia akan memiliki kesadaran untuk memacu diri dalam rangka peningkatan aktualisasi dirinya menjadi lebih baik.
2.    Menghadirkan sosok pemateri atau instruktur yang berkompeten atau mumpuni
Seorang kader akan merasakan kebosanan dan kurang interest bahkan tidak akan mampu mencerna atau memahami materi yang disampaikan apabila sosok yang membawakan topik yakni instruktur tidak menguasai apa yang disampaikan. Terlebih apabila sang instruktur menyampaikannya flat atau datar ini tentu akan membuat sang peserta menjadi malas untuk mendengarkan.
Sosok pemateri yang menguasai setiap materi Daurah, humble memiliki selera humor akan membuat suasanya menjadi cair tidak garing. Seperti kata pepatah yakni santai tapi serius, akan membuat kondisi psikologis kader menjadi nyaman untuk berinteraksi dengan sang pembawa materi sehingga proses pembelajaran 2 arah dapat berjalan karena mereka interest terhadap sang instruktur yang mampu menyelami kondisi mereka sesuai apa yang dibutuhkan.
3.    Menyiapkan konsumsi makanan yang beimbang (cukup gizi, tepat porsi, dan bervariasi)
Tidak bisa dipungkiri bahwasannya makanan merupakan sumber kekuatan atau energi yang memiliki andil dalam menentukan semangat tidaknya seseorang dalam melakukan sebuah aktivitas. Seyogyanya panitia menyiapkan makanan yang tidak terlalu berlebihan karena akan menyebabkan perut cepat kenyang dan berefek menimbulkan kantuk, bukan pula makanan dengan porsi yang teramat sedikit karena akan menyebabkan perut masih lapar dan akibatnya keroncongan bahkan bisa jadi dalam interval waktu yang tergolong singkat perut mulai terkena lapar kembali sehingga peserta menjadi tidak fokus.
Selain dari ukuran atau jumlah makanan yang disediakan, perlu diperhatikan juga terkait gizi makanan tersebut. Makanan yang hanya terdiri dari karbohidrat saja akan membuat mereka cepat merasakan kantuk seperti nasi goreng, nasi & mie instant ditambah kerupuk, nasi & sayur kentang ditambah bakwan , maupun sayuran bernama kangkung yang terlalu banyak karena kangkung memiliki kandungan senyawa tertentu yang menyebabkan orang yang mengkonsumsinya cepat merasakan kantuk.
Hendaknya asupan nutrisi menjadi salah satu aspek yang tidak boleh dikesampingkan. Nutrisi yang cukup berupa asupan karbohidrat, protein, lemak dan vitamin berperan menjadikan tubuh lebih berstamina sehingga mendorong seseorang untuk beraktivitas lebih bertenaga dan semangat. Ada baiknya juga apabila panitia sesekali menyediakan buah seperti jambu, jeruk, apel sirsak atau lainnya.
4.    Penyampaian materi pada saat siang hari sebaiknya dilakukan dengan metode FGD (Focuss Group Discussion)
Biasanya seseorang akan merasakan capek dan kantuk yang luar biasa manakala jam 12:00 WIB sampai sebelum ashar, karena saat-saat jam tersebut biasanya cuaca panas dan kondisi perut yang kenyang membuat mereka ingin bersantai ria. Apabila penyampaian materi disampaikan 1 arah saja atau hanya memancing-mancing diskusi maka hasilnya akan kurang maksimal karena meskipun badan peserta ada di lokasi daurah, akan tetapi terkadang alam bawah sadar atau pikiran mereka bisa saja melayang entah kemana. Untuk mengantisipasi tingkat kejenuhan dan ketiduran peserta maka sebaiknya Instruktur membagi peserta menjadi beberapa kelompok dan memberi penugasan setiap kelompok untuk mendiskusikan tema atau topik yang diberikan. Tujuanya agar mereka merasa memiliki tanggung jawab untuk berpikir atau berkontribusi dalam pemecahan topik dan malu atau sungkan untuk tertidur. Manfaat lainnya akan memudahkan sang penilai dalam mengetahui kapasitas sang peserta lewat arah jalannya diskusi.
5.    Kesiapan panitia dalam melaksanakan DM
Panitia haruslah menyiapkan konsep acara yang jelas baik dari waktu, tempat, pemateri, rangkaian acara dan tujuannya, peserta, konsumsi, amunisi dan sebagainya sehingga pada saat hari H pelaksanaan tidak ada kata tersendat karena masalah ketidaksiapan salah satu aspek tersebut. Selain itu hendaknya setiap agenda dilaksanakan tepat waktu karena peserta akan cepat merasakan bosan apabila terlalu lama menunggu.
6.    Tegas dalam memberikan sanksi
Adakalanya panitia itu bersikap ramh kepada peserta namun adakalanya pula mereka yang dengan sengaja telah melanggar aturan kontrak belajar yang telah disepakati diberikan sanksi sesuai peraturan yang berlaku. Ketegasan disini bukan berarti marah akan tetapi dalam rangka mendidik para kader untuk belajar bertanggung jawab menaati regulasi yang ada dan sekaligus konsekuensi berupa hukuman apabila terjadi pelanggaran

7.    Perlunya Outbond Training untuk mencairkan suasana Daurah dan membuat Plan B dalam rangka mengantisipasi berbagai kemungkinan terburuk yang akan terjadi selama Daurah.
Keberhasilan daurah memang bukanlah hanya dinilai pada saat daurah marhalah itu berlangsung. Akan tetapi lebih dari itu, keberhasilan akan terlihat manakala kader mengaplikasikan apa yang ia dapat selama daurah dalam kehidupanya dan ia tetap aktif berkontribusi dalam kegiatan KAMMI kedepannya. Namun tidak menyangkal pula bahwasanya Proses Daurah memiliki andil yang besar pula terhadap penanaman fikrah dan pemahaman manhaj kepada para kader untuk menarik mereka tetap bertahan di barisan dakwah. Wallahu’alam.

OLEH : TANTRI
KAMMI KOMISARIAT UMBY




kepedulian adalah bagian dari cinta, cinta untuk saudaramu (muslim)

PROBLEMATIKA UMAT


Seiring berjalannya waktu semakin hari umat muslim kian terpuruk. Musuh islam mengaburkan kondisi ideal kaum muslimin sabagai kaum terbaik di muka bumi ini. Barat sengaja menanamkan nilai-nilai hedonis kepada kaum generasi muda dan gencar mempromosikan sekulerisme. Mereka gethol menayangkan berbagai tampilan yang tidak mendidik melalui berbagai media  seperti tayangan televisi, film, tabloid, video, bahkan masuk ke jalur sistem pendidikan yang berpeluang besar membentuk karakter generasi muda menjadi kebarat’baratan. Akhirnya prinsip kesusuksesan yang harusnya menjadi sumber kekuatan kaum muslimin yakni kualitas ukhrawi beralih menjadi materi. Akibatnya para pemuda baik secara sadar atau tidak banyak yang dihinggapi penyakit apatis dan individualis.

Banyak sekali persoalan yang dihadapi umat ini, yang selakyaknya harus menjadi bahan refleksi kita, bahwa sesungguhnya PR perbaikan umat ini telah menanti tangan-tangan dingin kita untuk melakukan proses perubahan. Problematika yang acapkali mendera umat ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1.      Qadhayatu Zaman
Problematika pada setiap masa pasti ada. Karena ini adalah sunatullah. Bahwasanya Allah mempergilirkan kejayaan dan keterpurukan sebuah bangsa agar manusia mau mengambil pelajaran dariNya dan untuk menguji tingkat keimanan para hambaNya yang benar-benar bertakwa.
2.      Qadhayatu Muawiyah (sifatnya kontemporer)
a.       Kelemahan internal kaum muslimin
Pesan rasulullah bahwa kaum muslimin itu ibarat batang tubuh yang saling merasakan apabila salah sato anggota badan sakit sepertinya sudah tidak diindahkan lagi oleh kaum muslimin. Mereka banyak disibukkan oleh urusan negaranya sendiri. Umat islam terpecah belah oleh teritorial, fikrah, dan kurang memiliki rasa kepedulian terhadap kaum muslim lainnya sehingga menyebabkan  kaum muslimin mudah diserang oleh musuh-musuh islam.
b.       Tidak ada payung politik yang melindungi kaum muslimin di dunia ini
Panggung perpolitikan islam kini dikendalikan oleh kaum Yahudi. Mereka distir oleh kaum yang harusnya dimusuhi oleh islam. Setiap aspek kebijakan yang ada menjadi wewenang kuasa laknatullah.
c.       Penjajahan di negara-negara muslim
Banyak negeri-negeri muslim yang harusnya kaya akan hasil alam berupa minyak bumi, gas alam, batu bara, perkebunananya dieksploitasi oleh para pemilik modal Barat. Seperti kasus di Irak yang setelah menggulingkan presiden Saddam Husein, Amerika lantas mengambil alih pengelolaan minyak disna, begitu pula di Indonesia terdapat PT Exxon Mobile, Free-Port, Lonsum, Unilever dan masih banyak lagi dengan nyata mengeksploitasi SDA negeri yang subur ini dan menguasai pasar nasional bahkan global dengan produk-produk buatan mereka.
d.       Lemahnya kaum muslim tentang IPTEK
Hal ini karena kaum muslimin yang paham ilmu agama dari berbagai backgound pendidikan kebanyakan menerjunkan diri dalam dakwah saja. Akan tetapi bidang teknologi kurang mendapat perhatin yang serius. Hasilnya umat islam mengalami ketertinggalan sains dan teknologi dari pada orang-orang non muslim.
e.       Ghazwul Fikr
Adanya perang pemikiran yang digencarkan oleh musuh-musuh islam rupanya berhasil mengaburkan antara yang haq dan batil di mata kaum muslimin. Strategi yang mereka gunakan dapat disingkat dengan 3F yaitu Food, Fashion and Fun yang kesemuanya hanya berkutat pada orientasi kehidupan duniawi semata. Sehingga kaum muslimin seringkali lupa akan aspek ukhrawi yang harusnya penting untuk mendapatkan pembinaan. Alhasil para pejabat banyak yang melakukan korupsi, pemimpin banyak yang tidak amanah, degradasi moral dimana-mana, pencurian, pembunuhan, permusuhan dan berbagai kerusakan lain.

Aspek pemberdayaan manusia yang harusnya mendapatkan perhatian serius dalam islam kini mulai kurang diperhatikan lagi akibatnya kaum muslimin yang sejatinya kaum yang terbaik, terlihat bagai buih di lautan. Terlihat banyak, besar akan tetapi tidak ada isinya. Padahal seandainya kaum muslimin mau kembali pada islam yang berpedoman Al Qur’an dan As Sunnah pastilah umat ini akan kembali berjaya lagi seperti pada zaman kekhalifahan dimana islam pernah mengalami keyaan menguasai 2/3 dunia.

Menurut Abbas As-Siisiy dalam bukunya Bagaimana Menyentuh Hati, Pada masa pemerintahan sultan sulaiman Basya Al Qanuni, Sultan Turki pernah diiklankan lowongan kerja untuk menjadi seorang iman masjid Istambul. Syarat-syarat yang dicantumkan dalam iklan tersebut adalah :
1.      Menguasai bahasa Arab, Latin, Turki, dan Persia
2.      Menguasai Al Qur’an, Injil, dan Taurat
3.      Menguasai ilmu syariat
4.      Menguasai ilmu alam, matematika, dan mampu mengajarkannya
5.      Pandai menunggang kuda, bermain pedang, dan berperang
6.      Berpenampilan menarik
7.      Bersuara indah
Inilah format iklan untuk jabatan imam masjid pada kurang lebih 400 tahun yang lalu.

Dari persyaratan tersebut dapat kita pastikan bahwa persyaratan itu bukan hanya tergolong sangat sulit, akan tetapi bahkan sangat tidak mungkin dipenuhi oleh orang-orang zaman sekarang. Padahal pada masa itu, sangatlah mudah menemukan sosok-sosok yang memiliki kualifikasi seperti yang disebutkan pada iklan  tersebut. Hal ini karena pada masa kejayaan islam dahulu tidak ada dikotomi atau pemisahan antara agama dan pemerintahan maupun ilmu pengetahuan. Saat ini islam hanya dianggap sebagai agama yang bergerak di ranah aqidah dan terbatas pada aspek ritual keagamaan saja dan melupakan fungsinya bahwa islam juga mengatur aspek bernegara, pendidikan, ekonomi, ilmu pengetahuan, kesehatan, hukum, keamanan, HAM dsb. Akibatnya umat muslim saat ini banyak tertinggal dari segi terknologi, pendidikan, ilmu, budaya dsb karena terlena dengan apa yang ditampilkan oleh bangsa Barat.

Pada zaman itu jabatan sebagai imam masjid adalah jabatan yang sangat prestisius. Karena mereka memiliki peran yang esensial dalam rangka membentuk para Sumber daya manusia menjadi sosok yang unggul dan islami. Masjid merupakan pusat pendidikan yang penting dalam mengkader kaum muslimin. Masjid merupakan simbol ruhani yang terpancar dengan intelektualitas yang memiliki semangat militansi mencetak para kader yang hebat di bidang masing-masing. Karena sesungguhnya kekuatan yang paling besar adalah kekuatan ruhani yang terpancar dari Nur Ilahi meskipun tidak terlihat mampu mengalahkan canggihnya persenjataan yang dibuat orang-orang yahudi, lebih kebal dari  sekedar mobil tank yang berlapis baja anti peluru, lebih bombastis dibanding bom nuklir yang dibuat oleh musuh-musuh islam. Karena denganya, hati seseorang akan senantiasa kuat digenggam Allah tak akan gentar sedikitpun dalam menghadapi musuh, dan akan senantiasa berjaya dalam berkarya memberi manfaat yang nyata.

Sebenarnya problematika umat paling hakiki adalah persoalan akan lemahnya akidah kaum muslimin. Yang kemudian membawa dampak konsekuensi logis terhadap permasalahan di berbagai aspek lain seperti sosial, ekonomi, IPTEK, politik, pemerintahan, hukum, pertanian, pangan, dsb. Karena sesungguhnya pada zaman Rasulullah dapat kita tarik simpul pelajaran bahwa lemahnya kekuatan kaum kafir Qurays sebelum datangnya islam adalah karena lemahnya aqidah mereka dan lebih memperturutkan hawa nafsu sehingga terjadi degradasi moral dan kerusakan dimana-mana. Menyebabkan kaum Arab pada zaman dahulu menjadi kaum yang bahkan namanya saja tidak dikenal dan tidak memiliki nilai dimata penguasa negara superior saat itu yakni Imperium Romawi dan Persia.

Setelah islam datang, tidak ada yang pernah menyangka bahwa bahwa negara kecil di Jazirah Arab itu yang dulunya bukan apa-apa bisa memiliki hegemoni yang kuat bahkan mengalahkan 2 penguasa raksasa Romawi dan Persia. Dengan izin Allah, Rasulullah seringkali memenangkan peperangan yang kalau ditinjau dari segi jumlah pasukan dan teknologi persenjataan amatlah jauh ketinggalan musuh. Inilah bukti nyata bahwa betapa banyak kaum yang sedikit mampu mengalahkan kaum yang banyak. Karena dalam hati mereka terkobar iman suci nan membara yang tak akan padam meski kematian merenggutnya. Karena hanya janji Allah yang ia percaya seperti mimpi para saudara kita di Palestina yang tak pernah gentar meski mengalami deraan siksa dan bombardir dari kaum laknatullah zionis Israel. Hanya 2 tujuan hidup mereka yaitu mati syahid atau mati sebagai penghafal Qur’an.


Solusi dari semua problematika umat yang menggerogoti kaum muslimin adalah kembali pada bagaimana Allah dan Islam mengajarkan baik pada Al Qur’an maupun As Sunnah. Makanya tugas dalam berdakwah sebagai kontribusi kita dalam menuntun umat kemabali pada manhaj yang benar dan kejayaan yang dirindukan menjadi sangat penting saat ini. Apalagi sebagai seorang pemuda kita adalah umat yang dirindukan untuk melakukan dan memberikan yang terbaik bagi umat dengan berkarya pada bidang kepakaran masing-masing. Menjadi sosok yang hebat, inspiratif, dan islami sehingga sekrup dakwah menjadi lebih lebar. Karena kita adalah ruh baru yang akan memberi sinar terang pada umat di kegelapan.