Senin, 27 November 2017

ngaji sejarah

Ngaji Sejarah


Sejarah merupakan episode kehidupan yang tak pernah habis untuk dibicarakan. Ada hal-hal menarik yang diketemukan saat mengkaji sejarah. Maka benarlah kata sebuah pepatah bahwasanya “Bangsa yang besar adalah bangsa yang memahami sejarah bangsanya”. Namun pernahkah kalian merasakan bahwa pada saat mencoba mempelajari sejarah, kita dihadapkan pada berbagai macam peristiwa yang sulit untuk dipahami?
Ustad Yusuf Maulana (ahli sejarah dan penulis buku Mufakat Firasat) menuturkan bahwa Jika kita terfokus pada mengingat tokoh dan waktu yang terjadi pada panggung sejarah niscaya tidak akan banyak yang kita dapatkan. Mengalir saja dengan alur nya. Point pentingnya adalah cara kita mengambil pelajaran yang dari setiap kisah yang disajikan untuk kemudian kita jadikan bahan perbaikan di masa kini.
Dalam Al Quran kita bisa melihat banyak sekali ayat yang berbicara tentang sejarah. Seolah Allah SWT ingin kita yang mengaku sebagai generasi jaman now mengambil ibrah dari kejadian di masa lalu. Ada sebuah statement menarik yang menyatakan bahwa kehidupan itu merupakan bentuk perulangan dari sejarah. Apa yang terjadi di masa kini maupun yang akan terjadi di masa mendatang merupakan cerminan dari apa yang pernah terjadi dalam sejarah, tentu dengan konteks dinamika yang terjadi di tiap zaman tersebut.
Ustad Anis Matta Lc mengungkapkan bahwa beliau sangat tertarik untuk mempelajari sejarah dan mengambil ilham darinya dengan perspektif Al Quran. Lebih lanjut beliau menyampaikan bahwa Cara Al Qur’an memperkenalkan sejarah kepada kita tidak dengan menunjukan kepada untuk mempelajari Detail-detail sejarah. tetapi menggabungkan narasi sejarah itu sekaligus dalam pemaknaan. Oleh karenanya begitu kita mendapatkan kisah dalam al quran, kita tidak akan mendapatkan terlalu banyak detail peristiwa. Akan tetapi kita akan mendapatkan Ilham dari cara quran memaknai seluruh event dalam peristiwa sejarah itu.
Oleh karenanya sebagai pemuda yang baik, tentulah kita mesti membuka cakrawala untuk memahami sejarah dari berbagai sumber yang terpercaya dalam perspektif Al Quran. Sejarah akan mengajarkan pada kita bagaimana memaknai rentetan peristiwa tersebut dalam bentuk pemaknaan. Denganya maka kita akan menjadi sosok yang bijak dalam mengambil pilihan dan langkah di masa depan.



Kamis, 23 November 2017

Diskusi Publik Sosialisasi Redesign USO (Universal Service Obligation)


Generasi Muda Kreatif dan Inspiratif dengan Internet



Di era milenial ini perkembangan teknologi terus berpacu seolah tak terbendung. Salah satu speaker dalam agenda diskusi publik sosialisasi redesign USO mengtakan bahwa, "Garis finish dari teknologi itu sama-samar atau tidak terlihat jelas". Artinya ia akan terus mengalami dinamika dan pembaharuan tiada henti.

Berdasarkan survey statisik, User internet di Indonesia menduduki peringkat ke 5 di dunia setelah China,India, USA, dan Rusia. Bisa dibayangkan bahwa setiap harinya tidak kurang dari 132 juta penduduk indonesia (51,8%) merupakan pengakses internet aktif dari total penduduk indonesia yang berjumlah 256,2 juta jiwa.

Di sisi lain negara Indonesia saat ini mengalami sebuah era yang dinamakan bonus demography. Yakni jumlah penduduk usia produktif jauh lebih banyak melampaui usia non produktif jika dibandingkan dengan berbagai negara di dunia. Mayoritas pengguna internet didominasi juga oleh  kaum pemuda. Artinya ini adalah sebuah tantangan sekaligus peluang kaitanya pemanfaatan teknologi.

Social media menjadi akses yang sangat digandrungi. Mulai dari FB, IG, Youtube, twitter, Linkedin dll tak jarang menjadi ajang eksistensi diri di dunia maya. Ada yang digunakan untuk sesuatu yang positif semisal mendukung literasi, ajang berbagi pengetahuan dan kebaikan, membangun jaringan atau komunitas dll. Namun tak sedikit pula yang justru disalahgunakan untuk mengakses hal-hal yang kurang pantas seperti pornografi, penipuan, hacking dll.

Melihat kondisi tersebut, kita perlu berfikir lebih jauh bagaimana cara menjadikan internet menjadi lebih produktif guna mengurangi persoalan kemiskinan dan kesenjangan yang menjadi PR besar negara.


Setidaknya dapat ada 3 aspek yang perlu diperhatikan:

1. Digital Literacy
Kenyataan yang ada adalah perkembangan budaya/  kecerdasan User tidak secepat perkembangan teknologi. Akhirnya berimplikasi pada maraknya berita Hoax yang beredar. Generasi Jaman Now perlu belajar bijak dalam berinternet. Jika ada Hoax maka klarifikasi dulu benar tidaknya kebenaran berita tersebut? Akankah berita tersebut kangsung dibuang? Disimpan untuk konsumsi pribadi? Atau perlukan dishare/ tidak? Kalau akan dishare kira2 siapakah pihak yang perlu tahu informasi tersebut? Teliti dan cermati sebelum posting. Potinganmu menunjukan cerminan kualitas dirimu. Pahami dengan baik How To Use Smartphone Being Smarter.
2. Digital Inclussion
Teknologi itu bisa dijadikan sebagai lompatan untuk mengejar negara maju. Internet tidak hanya berfungsi sebagai sarana sosialisasi namun juga alat bisnis dan ekonomi. Masuk kedunia usaha dan kembangkan dunia disana. Di tengah kelesuan ekonomi global, bisa jadi dipastikan dunia digital ini menjadi suporter kebangkitan ekonomi.
3. Goverment support
Pemerintah sebagai pemegang kebijakan melihat realita dunia digital yang menghegemoni hampir di semua lapisan masyarakat perlu untuk memberikan adanya tindakan nyata guna merecover segala peluang dan ancaman yang mungkin timbul. Ir. Sukamta sebagai salah salah satu pembicara yang sekaligus perwakilan dari DPR RI Komisi I tengah memunculkan adanya draft kebijakan kepada pemerintah untuk memberikan dukungan penuh kepada kawula muda untuk mengembangkan diri dengan memunculkan start-up2 baru menjadi salah satu solusi dalam mengurangi jumlah pengangguran usia produktif.

Kita bisa belajar dari kasus ekonomi digital USA tahun 2015 bahwa ternyata dengan penggunaan digital sebagai alat ekonomi menyumbang penyerapan tenaga kerja sebanyak 1,56 juta (2,6 kali lipat lebih besar), pendapatan ekonomi digital 32% lebih cepat dibaning non digital, dari 58.000 bisnis digital aktif mampu menyokong pendapatan hingga 161 miliar poundsterling.

M. Idham Ananta Timur, M.Kom selaku ahli IT dan dosen UGM yang juga salah satu keynote speaker mengatakan bahwa, "jika kita terlahir sebagai orang miskin, itu bukan salahmu. Namun jika di era digital ini engkau masih saja miskin, maka bisa dipastikan itu salahmu.

Dunia benar-benar terbuka dengan seluas-luasnya. Apa saja yang dulu menjadi penghambat kini tak lagi jadi penghalang yang berarti. Seperti batas geografi, teritorial, pertemuan, birokrasi dll. Artinya kita bisa mengakses semua dengan berbagai kemudahan.

Internet ini bukan hanya sebagai sarana sosialisasi atau ajang eksistensi diri. Kembali pada definisi kita itu siapa. Seindah apapun yang kita posting atau share tidak akan berpengaruh pada apapun kalau kita tidak mengenali apa dan siapa jati diri kita.

Dengan sedemikian masifnya penggunaan internet di berbagai wilayah oleh berbagai kalangan serta perkembangan teknologi yang makin advance setiap waktunya, bahkan sebentar lagi akan dikembangkan teknologi 5G yang mampu mengakses 1GB per second. Lantas, Pertanyaanya adalah akses sebesar itu akan dipergunakan untuk apa??

It back to Your Creativity and Productivity. Sebagai bekal generasi muda maka Sulaplah apa yang dipunya menjadi Karya.


Semoga Bermanfaat