1.
Kenapa
curah hujan tinggi dikatakan sebagai penyebab kemasaman tanah utama? Jelaskan!
Curah hujan ini merupakan besarnya kapasitas
hujan yang turun ke permukaan yang berwujud air. Curah hujan akan berpengaruh
terhadap keku`tan erosi dan pencucian tanah, sedangkan pencucian tanah yang
cepat menyebabkan tanah menjadi asam (pH tanah menjadi rendah). Pada umumnya
makin banyak curah hujan maka keasaman tanah makin tinggi atau pH tanah makin
rendah, karena banyak unsur-unsur logam alkali tanah yang terlindi misalnya,
Na, Ca, Mg, dan K. Curah hujan yang tinggi ditambah lagi dengan temperatur yang
tinggi menyebabkan terjadinya pelapukan yang intensif, proses mineralisasi
berjalan sangat intensif. Air yang berlebih menyebabkan pencucian hasil-hasil
mineralisasi terutama kation-kation basa (Ca, Mg, K, Na) yang mengakibatkan
pada kompleks jerapan tanah dipenuhi oleh ion H+ dan Al+++.
Dan sebaliknya makin rendah curah hujan
maka makin rendah tingkat keasaman tanah dan makin tinggi pH tanah. Makin
lembab suatu tanah maka makin jelek aerasinya dan juga sebaliknya, hal ini
desebabkan karena adanya pergantian antara air dan udara dalam tanah.
Selain
itu makin tinggi curah hujan dan makin intensif penggunaan lahan pertanian,
maka makin besar kemungkinan berkembangnya tanah-tanah masam. Curah hujan yang
melebihi evapotraanspirasi mempunyai kemampuan bagi terjadinya perkolasi air ke
dalam lapisan tanah yang lebih dalam, sehingga terjadi pencucian kation-kation
basa (alkali dan lakali tanah seperti kalium, natrium, kalsium, dan magnesium).
Tercucinya kation-kation basa dari kompleks jerapan menyebabkan kation-kation
H+ dan Al3+ menjadi dominan, sehingga tanah menjadi masam.
2.
Kemasaman
potensial jauh lebih berbahaya daripada kemasaman aktif. Bagaimana ini bisa
terjadi?
Kemasaman
tanah ditentukan oleh dinamika ion H+ di dalam tanah, ion H+ yang terdapat
dalam suspensi tanah berada keseimbangan dengan ion H+ yang terjerap. Akibat
dari proses itu, maka dikenal 2 jenis kemasaman yaitu kemasaman aktif dan
kemasaman potensial. Kemasaman aktif disebabkan oleh ion H+ di dalam larutan
tanah, sedangkan kemasaman potensial disebabkan oleh ion H+ dan Al3+ yang
terjerap pada permukaan kompleks jerapan. ( Hardjowigeno, 2003).
Kemasaman
tanah potensial jauh lebih besar bahayanya dibandingkan dengan kemasaman tanah
aktif karena jika ditinjau dari efek dan penyebabnya sendiri kemasaman tanah
potensial jauh lebih complex disbanding dengan kemasaman tanah aktif. . Kemasaman
aktif hanya diakibatkan oleh Ion‑ion
H+ bebas yang kemudian diukur dan dinyatakan sebagai pH tanah. Tipe kemasaman
ini mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
Namun
pada kondisi kemasaman tanah potensial diakibatkan oleh terjerapnya ion H+ dan
Al3+ yang menyebabkan tanah menjadi sangat masam dan dapat meracuni tanaman. keamsaman
tanah tidak hanya semata-mata disebabkan oleh ion H+ tetapi kemasaman tanah
juga disebabkan oleh oleh aktivitas ion
Al3+. Reaksi hidrolisis Al3+ menghasilkan ion H+ adalah sebagai berikut:
Al3+
+ H2O < ------ > Al(OH)2+ + H+
Al(OH)2+
+ H2O < ------ > Al(OH)2+ + H+
Al(OH)2+
+ H20 < ------ > Al(OH)3 + H+ (Tisdale & Nelson, 1975).
Hakim
dkk (1986), menyatakan dalam keadaan yang sangat masam, Al menjadi sangat larut
yang dijumpai dalam bentuk kation Al3+ dan hidroksida Al. Kedua ion Al itu
lebih mudah terjerap pada koloid liat daripada ion H. Oleh karena Al berada
dalam larutan tanah mudah terhidrolisis, maka Al merupakan penyebab kemasaman
atau penyumbang ion H. Ion H yang dibebaskan secara demikian akan memberikan
nilai pH rendah bagi larutan tanah dan mungkin merupakan sumber utama ion H
dalam sebagian besar tanah masam.
Aluminium yang
dapat dipertukarkan (Al-dd) dan Kejenuhan Aluminium Al dalam bentuk dapat
ditukarkan (Al-dd) umumnya terdapat pada tanahtanah yang bersifat masam dengan
pH < 5,0. Aluminium ini sangat aktif karena berbentuk Al3+ monomer yang
sangat merugikan dengan meracuni tanaman atau mengikat fosfor. Oleh karena itu
untuk mengukur sejauh mana pengaruh Al ini perlu ditetapkan kejenuhannya.
Semakin tinggi kejenuhan aluminium, akan semakin besar bahaya meracun terhadap
tanaman. Kandungan aluminium dapat tukar (Al3+) mempengaruhi jumlah bahan kapur
yang diperlukan untuk meningkatkan kemasaman tanah dan produktivitas
tanah
(Anonimous, 2009).
Kadar aluminium
sangat berhubungan dengan pH tanah. Semakin rendah pH tanah, maka semakin
tinggi aluminium yang dapat dipertukarkan dan sebaliknya. Disamping kadar
aluminium yang dapat dipertukarkan, pengaruh jelek aluminium diukur dengan
derajat penjenuhan aluminium yang dinyatakan dengan: Hakim, dkk (1986)
menyatakan bahwa keracunan aluminium menghambat perpanjangan dan pertumbuhan
akar primer, serta menghalangi pembentukan akar lateral dan bulu akar. Apabila
pertumbuhan akar terganggu, serapan hara dan pembentukan senyawa organik
tersebut akan terganggu. Sistem perakaran yang terganggu akan mengakibatkan
tidak efisiennya akar menyerap unsur hara. kelarutan ion Al dan H yang sangat
tinggi, sehingga merupakan factor penghambat tumbuh tanaman yang utama pada
tanah masam (Rafi’i, 1990).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar