Selasa, 15 Maret 2016

A LITTLE EXPERIENCE

a Little Journey



Saya pernah mengunjungi beberapa daerah di Jawa tengah, jawa barat, Jakarta dan solo. Terkait dengan dunia pendidikan saya rasa di daerah pulau jawa masih lebih baik dibanding dengan daerah luar jawa. Ada banyak sekolah yang sudah memiliki fasilitas memadai dalam mendukung proses belajar melajar untuk mencetak para generasi yang hebat dan kompetitif. Namun ada beberapa hal juga yang perlu disoroti ketika saya pernah pergi ke Jakarta, utamanya di daerah pinggiran. Saya melihat ada sebuah fenimena yang cukup ironi. Diantara kolong jembatan itu anak-anak tinggal dengan kondisi yang sebenarnya jauh dari kata layak. Anak-anak usia sekolah SD banyak yang pagi-pagi sudah berangkat ngamen atau sekedar berinteraksi dengan timbunan sampah yang menjadi salah satu akses mereka dalam mengumpulkan pundi-pundi rupiah. Amat disayangkan juga karena mereka yang harusnya bersekolah ternyata harus putus karena orang tua sakit-sakitan, ada juga yang tak mampu karena banyak anak dan penghasilan minim hanya untuk makan dan itupun kadang masih serba kekurangan.

Ada sebuah sekolah yang tidak jauh dari perkampungan kumuh itu, yaitu sebuah bangunan kecil dari kayu yang selayaknya hanya mampu menampung 15 orang oleh seorang wanita paruh baya yang hatinya tergerak dan terpanggil akan kondisi pendidikan anak-anak kurang beruntung di daerah tersebut. Dengan berbekal kepedulian, keberanian dan ilmu yang dimiliki beliau membuka kesempatan bagi anak-anak yang putus sekolah tapi masih mau belajar untuk dididik disana. Itupun tidak setiap hari biasanya hanya berlangsung 2 kali dalam 1 minggu. Namun melihat semangat dan antusias para anak-anak polos ini dalam menntut ilmu merupakan sebuah panggilan semangat tersendiri untuk terus berupaya mengajar dan menitipkan sebuah harapan mereka akan keoptimisan meraih masa depan yang lebih baik kelak.

Sedangkan pengalaman saya ketika ke Bandung, utamanya ke ITB ketika mengikuti sebuah ajang lomba kompetensi siswa tingkat nasional sewaktu SMK Kelas 3 tahun 2012, saya melihat pemandangan yang berbeda dari biasanya. Disana saya melihat ada sebuah harapan besar dari mata para mahasiswa ITB akan semangat untuk melakukan perubahan kea rah yang lebih maju lewat dunia pendidikan. Dan itulah salah satu alasan yang menjadi motivasi saya untuk melanjutkan pendidikan dengan berupaya keras mencari beasiswa agar meskipun saya berasal dari keluarga miskin yang serba terbatas namun tidak akan sekali-kali aku menyerah pada cita-citaku. Dan Alhamdulillah saya mendapat juara 3 LKS SMK Bidang Agronomi tingkat nasional. Akhirnya saya ketika diminta mengisi acara motivasi di tingkat pendidikan SMP banyak hal inspirasi yang saya sampaikan pada anak-anak dari pengalaman hidup saya. Bahwa keterbatasan haruslah menjadi pemacu semangat perjuangan, dan asal kita berupaya sungguh-sungguh maka insya Allah kita akan mendapatkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar