SELEMBUT CINTA KASIH IBUNDA
Beberapa waktu yang lalu tepatnya menjelang akhir
tahun kita menjumpai sebuah hari yang cukup istimewa bagi sosok-sosok pejuang
tangguh nan lembut belaian kasihnya tak terkira sepanjang masa. Yah dialah
sosok ibu yang tak perlu diragukan lagi cinta kasih sayangnya kepada kita.
Mungkin seharusnya hari ibu tidaklah hanya jatuh pada tanggal 22 desember saja,
hari dimana untuk berkasih sayang dengan ibunda layak dilakukan setiap saat.
Sebuah renungan yang mungkin tak ayal lagi bagi kita yang mulai beranjak dewasa ini disibukkan
dengan keasyikan bersama teman-teman, kuliah, organisasi, maupun seabrek tugas
yang menumpuk hingga sering melupakan saat-saat canda tawa, curhat, dan
menyibukkan diri dengan ibu. Kita mungkin sudah mulai merasakan keasyikan
dengan dunia remaja saat ini sehingga orang tua sering dinomor sekiankan.
Padahal tahukah engkau bahwasannya ibu masih merindukan saat dimana engkau
selalu berbagi cerita dengannya seperti di waktu kecil.
Ingatkah engkau saat kita akan dilahirkan, senyuman
manis penuh harap beliau selalu berikan dalam menanti kehadiran kita di dunia
ini.Beliau rela mempertaruhkan hidup dan matinya demi kelahiran kita,
perjuangan beliau dalam menghadapi berbagai kesulitan, melawan berbagai macam
rasa sakit dan terpaan yang menghadang dalam proses kelahiran kita tidaklah
sedikit. Akan tetapi semua kesakitan itu
langsung sirna tiada terasa tatkala mendengar suara jeritan sang bayi nan
mungil tak berdosa itu dilahirkan dengan selamat.
Ibu, sosok pejuang tangguh yang lembut hatinya dan
tak terkira kasih sayangnya, telah menyapih kita, mengajarkan kepada kita
tentang kehidupan dunia ini, beliau ibarat sang malaikat kecil yang selalu
menjaga dan mendidik kita tanpa pamrih. Sadarkah engkau bagaimana beliau
menyapih kita, melatih dengan penuh kesabaran bagaimana bisa berdiri hingga
kita mampu berjalan dengan tegapnya. Saat itu kita mengalami jatuh bangun
puluhan, ratusan, bahkan mungkin hingga ribuan kali. Akan tetapi ibu selalu
mengulurkan tangan halus nan sucinya menyemangati kita
untuk terus bangkit disaat terjatuh.
Marilah kita merenung sejenak wahai saudaraku,
Dialah IBU yang selalu meneteskan
air mata di saat engkau pergi, dialah yang pertama kali bersedih saat melihatmu
sakit. Untuk seorang ibu yang rela tidak tidur semalaman demi berjaga ketika
kita menangis, bahkan tidur tanpa berselimutpun tak mengapa. Dan sang ayah yang
selalu bekerja keras demi menghidupi kita hingga mungkin tulang-tulangnya yang
dulu kuat kini mulai rapuh, bahkan helaian rambutnyapun kini mulai memutih.
Mereka selalu memberikan untaian
bait-bait nan indah dalam tiap doanya untuk kebaikan dan kesuksesan sang
anak. Bahkan demi memperjuangkan keberhasilan dan masa depan kita, beliau tak
memperdulikan kesulitan yang beliau alami. Tetap bekerja keras dan bersemangat
supaya kita kelak menjadi sosok yang berhasil dalam meraih cita-cita dan
bermanfaat bagi sesama.
“Dibalik sosok laki-laki yang besar sesungguhnya
tersimpan sosok wanita yang luar biasa dialah IBU dan sang istri sholihah”.
Mungkin ini juga yang mendasari sebuah pepatah mengatakan bahwa dibalik
kesuksesan seorang anak tersimpan doa dan ridho orang tua/Ibu. Allah pun juga
sudah berfirman dalam kitab cintaNYa bahwasannya “Ridho Allah adalah tergantung ridho orang tua”. Manakala orang tua
sudah ridho maka Allah pun akan membukakakn kebaikan dunia beserta seisinya
kepada kita. Pun sebaliknya ketika kita membuat keduanya bersedih atau
menyakiti perasannya maka kemurkaan Allah pun akan segera menyapa. Semoga kita
senantiasa dimasukkan dalam barisan orang-orang yang bertaqwa dengan birul
walidain kepada kedua orang tua.
Beliau sesungguhnya tidak berharap banyak pada kita
untuk membalas kebaikan beliau. Dengan melihat kita menjadi anak yang berhasil
dan tetap berbakti kepada mereka itu sudah lebih dari cukup.Harta tidak dapat dibandingkan dengan
kemuliaan akhlak yang baik.Maka sesekali jenguklah ibu yang senantiasa
merindukan kedatanganmu, yang senantiasa menyambut kepulanganmu. Peluklah ia
dan ciumlah kaki ibu yang senantiasa merindukanmu. Berikanlah yang terbaik
hingga akhir hayatnya. Jangan sampai engkau menyesal ketika Beliau telah tiada.
Karena saat sang Khaliq sudah memanggil beliau, maka sudah tak ada lagi sosok
yang menyambutmu di depan pintu dengan penuh senyuman, tiada lagi yang
memberikanmu nasihat maupun petuah-petuah kebaikan dari tutur lembut beliau, tak
kan ada bait-bait lantunan doa yang dilantunkan untuk mengiringi langkah
perjuangan kita. Yang ada hanyalah kamar kosong tak berpenghuni maupun baju yang
digantung di lemari kamarnya.
Wallahua’lam bisshawab,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar