Selasa, 15 Maret 2016

SELEMBUT CINTA KASIH IBUNDA



SELEMBUT CINTA KASIH IBUNDA

25 DESEMBER 2014



Beberapa waktu yang lalu tepatnya menjelang akhir tahun kita menjumpai sebuah hari yang cukup istimewa bagi sosok-sosok pejuang tangguh nan lembut belaian kasihnya tak terkira sepanjang masa. Yah dialah sosok ibu yang tak perlu diragukan lagi cinta kasih sayangnya kepada kita. Mungkin seharusnya hari ibu tidaklah hanya jatuh pada tanggal 22 desember saja, hari dimana untuk berkasih sayang dengan ibunda layak dilakukan setiap saat. 
Sebuah renungan yang mungkin tak ayal lagi bagi  kita yang mulai beranjak dewasa ini disibukkan dengan keasyikan bersama teman-teman, kuliah, organisasi, maupun seabrek tugas yang menumpuk hingga sering melupakan saat-saat canda tawa, curhat, dan menyibukkan diri dengan ibu. Kita mungkin sudah mulai merasakan keasyikan dengan dunia remaja saat ini sehingga orang tua sering dinomor sekiankan. Padahal tahukah engkau bahwasannya ibu masih merindukan saat dimana engkau selalu berbagi cerita dengannya seperti di waktu kecil. 
Ingatkah engkau saat kita akan dilahirkan, senyuman manis penuh harap beliau selalu berikan dalam menanti kehadiran kita di dunia ini.Beliau rela mempertaruhkan hidup dan matinya demi kelahiran kita, perjuangan beliau dalam menghadapi berbagai kesulitan, melawan berbagai macam rasa sakit dan terpaan yang menghadang dalam proses kelahiran kita tidaklah sedikit. Akan  tetapi semua kesakitan itu langsung sirna tiada terasa tatkala mendengar suara jeritan sang bayi nan mungil tak berdosa itu dilahirkan dengan selamat.
Ibu, sosok pejuang tangguh yang lembut hatinya dan tak terkira kasih sayangnya, telah menyapih kita, mengajarkan kepada kita tentang kehidupan dunia ini, beliau ibarat sang malaikat kecil yang selalu menjaga dan mendidik kita tanpa pamrih. Sadarkah engkau bagaimana beliau menyapih kita, melatih dengan penuh kesabaran bagaimana bisa berdiri hingga kita mampu berjalan dengan tegapnya. Saat itu kita mengalami jatuh bangun puluhan, ratusan, bahkan mungkin hingga ribuan kali. Akan tetapi ibu selalu mengulurkan tangan halus nan sucinya menyemangati kita untuk terus bangkit disaat terjatuh.


Marilah kita merenung sejenak wahai saudaraku, Dialah IBU yang selalu meneteskan air mata di saat engkau pergi, dialah yang pertama kali bersedih saat melihatmu sakit. Untuk seorang ibu yang rela tidak tidur semalaman demi berjaga ketika kita menangis, bahkan tidur tanpa berselimutpun tak mengapa. Dan sang ayah yang selalu bekerja keras demi menghidupi kita hingga mungkin tulang-tulangnya yang dulu kuat kini mulai rapuh, bahkan helaian rambutnyapun kini mulai memutih. Mereka selalu memberikan untaian  bait-bait nan indah dalam tiap doanya untuk kebaikan dan kesuksesan sang anak. Bahkan demi memperjuangkan keberhasilan dan masa depan kita, beliau tak memperdulikan kesulitan yang beliau alami. Tetap bekerja keras dan bersemangat supaya kita kelak menjadi sosok yang berhasil dalam meraih cita-cita dan bermanfaat bagi sesama. 
“Dibalik sosok laki-laki yang besar sesungguhnya tersimpan sosok wanita yang luar biasa dialah IBU dan sang istri sholihah”. Mungkin ini juga yang mendasari sebuah pepatah mengatakan bahwa dibalik kesuksesan seorang anak tersimpan doa dan ridho orang tua/Ibu. Allah pun juga sudah berfirman dalam kitab cintaNYa bahwasannya “Ridho Allah adalah tergantung ridho orang tua”. Manakala orang tua sudah ridho maka Allah pun akan membukakakn kebaikan dunia beserta seisinya kepada kita. Pun sebaliknya ketika kita membuat keduanya bersedih atau menyakiti perasannya maka kemurkaan Allah pun akan segera menyapa. Semoga kita senantiasa dimasukkan dalam barisan orang-orang yang bertaqwa dengan birul walidain kepada kedua orang tua.
Beliau sesungguhnya tidak berharap banyak pada kita untuk membalas kebaikan beliau. Dengan melihat kita menjadi anak yang berhasil dan tetap berbakti kepada mereka itu sudah lebih dari cukup.Harta tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan akhlak yang baik.Maka sesekali jenguklah ibu yang senantiasa merindukan kedatanganmu, yang senantiasa menyambut kepulanganmu. Peluklah ia dan ciumlah kaki ibu yang senantiasa merindukanmu. Berikanlah yang terbaik hingga akhir hayatnya. Jangan sampai engkau menyesal ketika Beliau telah tiada. Karena saat sang Khaliq sudah memanggil beliau, maka sudah tak ada lagi sosok yang menyambutmu di depan pintu dengan penuh senyuman, tiada lagi yang memberikanmu nasihat maupun petuah-petuah kebaikan dari tutur lembut beliau, tak kan ada bait-bait lantunan doa yang dilantunkan untuk mengiringi langkah perjuangan kita. Yang ada hanyalah kamar kosong tak berpenghuni maupun baju yang digantung di lemari kamarnya.
Wallahua’lam bisshawab,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar