Senin, 08 Mei 2017

Agriculture For A Better Life

Pertanian Lestari Sebagai Alternatif Mencegah Kerusakan SDA


Teruntuk sobat sekalian baik yg tadi blm berkesempatan hadir dalam seminar regional memperingati hari bumi, 22 april 2017 ini maupun sdah hadir namun ketinggalan paparan materi atau gagal fokus untuk mencatat, Berikut saya sampaikan point2 yg barangkali bisa dijadikan sbg wawasan.
mohon Maaf jikalau sedikit Panjang Lebar, heee
Alhamdulillah hari ini berkesempatan membersamai teman2 HIMAGRO dlm acara seminar yg berjudul "Pertanian lestari guna mencegah terjadinya eksploitasi SDA secara massif".
Dalam kegiatan ini saya berperan memandu jalanya acara sekaligus diskusi panel bersama para narasumber yg menginspirasi yakni:

1. Ir. Pulung Haryadi, M.Sc (kepala dinas pertanian Kab. Bantul) yg diwakilkan kepada Bapak  RM. Yohannes Ariwibowo.
2. Ir. Endro Waluyo (kepala bidang pengendalian kerusakan dan konservasi lingkungan BLH-DIY)
3. Bapak Iskandar Waworuntu (pelopor bumi langit institute).
4. Tantriati, S.P. selaku Moderator (insya Allah on process menjadi pendidik dan kontributor)

Ada yg cukup menarik dari seminar kali ini, ketiga narasumber menyampaikan paparanya dari perspektif yang berbeda-beda yg saling melengkapi. Okay, langsung saja.... cekidot guys..



1.   Bpk Yohannes Aribowo selaku wakil dari dinas pertanian Kab. Bantul banyak menguak tentang perspektif berbasis STRATEGIS dari assessment yg ada di Kabupaten Bantul terkait Visi, potensi dan sistem2 yg berdaya dlm pengembangan pertanian secara terpadu khususnya produk hortikultura yg menjadi jenis tanaman unggulan. Dinas pertanian memiliki point visi yakni Mewujudkan kedaulatan pangan dgn prinsip keterjangkauan dan keberlanjutan dlm mengatasi daya saing global. Ada banyak potensi yg mampu kita gali diantaranya daya dukung lingkungan, optimalisasi SDM, pengaruh climate change serta memfasilitasi pengembangan research. Dan salah satu pesan yg beliau sampaikan adalah "apa yang kita pakai saat ini, sejatinya adalah meminjam aset dari anak cucu kita di masa depan (con: air, tanah, SDA dll). Seyogyanya sbg seorang peminjam yang bijak, maka kita wajib untuk mengembalikanya dalam keadaan yg lebih baik atau minimal seperti sedia kala. Satu lagi, jangan biarkan Petani berjuang sendiri. sesungguhnya alam telah diciptakan dgn konsep keseimbanganya, sehingga ia memiliki memiliki sistem pengendali keseimbangan ekosistem secara otomatis, maka janganlah engkau rusak tatanan itu dengan perilaku yg berlebihan.
2.    Bpk Ir. Endro Waluyo, M.Si selaku ahli lingkungan du BLH DIY menyampaikan pemaparan materi dalam perspektif EKOLOGIS dan SDM. 
Beliau menyebutkan bahwa saat ini terjadinya perusakan lahan pertanian, banyak diakibatkan oleh kegiatan pembangunan yakni alih fungsi lahan secara massif sehingga menggerus lahan hujau produktif. Setidaknya di Yogyakarta saja bahkan terjadi penyusutan hingga 200 ha/tahun. Kasus pencemaran lingkungan kaitanya pertanian  memiliki 2 posisi duduk :
pertanian sbg sasaran pencemaran. Contoh sederhana dan nyatan diantaranya dgn banyaknya pembuangan sampah dan limbah di areal persawahan.
pertanian sbg sumber pencemaran. Apabila penggunaan pestisida dan pupuk buatan berlebih menjadikan sebab mengalirnya residu ke perairan hingga ikan-ikan mati, dan tanah makin tandus karena mematikan mikrobia yg bermanfaat. 
Pupuk buatan menurut beliau, sebenarnya juga diperlukan dikarenakan siklus hidrologi alam belum mampu mencukupi kebutuhan tanaman secara lengkap. Asalkan pemakaian dilakukan secara bijak disinergikan dgn pertanian organik. Salah satu pesan beliau adalah kita perlu Merubah Mindset, yakinlah bahwa petani adalah pahlawan sekaligus pemegang senjata pamungkas dunia. Bahkan sekaliber negara USA pun mengatakan demikian, bahwa senjata ampuh di tahun 2050 adalah pangan, ini menegaskan kelak di masa depan petani memegang peranan kunci masa depan. Maka dari itu SDM yg ada salah satunya para intelektual muda jangam antipati dan malu untuk jadi petani. *Berani Berinovasi* langkah yg perlu diambil guna menguatkan daya saing sekaligus solusi akan persoalan yg mencengkeram.

3.    Narasumber bernama Iskandar Waworuntu, kali ini beliau mengangkat perspektif yg cukup unik yakni PERTANIAN DAN SPIRITUALITAS.
Dalam kaitanya hal ini, beliau sedikit mengungkap akan peran manusia sbg makhluk sosial dan spiritual. Dimana saat krisis akan nilai2 kehidupan mulai pudar, kita seolah mulai tersesat akan kesesatan yg sdah ada dan lebih parahnya lagi kita menikmati "kesesatan" itu. Kita hidup di mekanisme industri yg memaksa semua daya dukung yg ada dipacu melebihi kapasitas kemampuanya demi mengejar tujuan ekonomi/keuntungan manusia semata. Akhirnya eksploitasi besar2an pun tak terkendali, sedang pembaharuan acapkali terlupakan. 
Sebagai makhluk yg diutus Allah SWT di muka bumi, perlu kiranya kita melakuakan penjagaan baik Fisik maupun Hati. 
Penjagaan fisik dapat dilakukan dgn melakukan input yg baik pada tubuh. Karena 
Sesungguhnya yg paling dekat yg dititipkan Allah kpd kita adalah tubuh. Asupan makanan ternyata tidak hanya mempengaruhi manusia secara nutritional, akan tetapu juga emosional/karakter. salah satu penelitian yg pernah dilakukan oleh seorang akademisi di UGM melalui serangkaian penelitian ilmiah, kata beliau memaparkan bahwa, "dampak paling buruk yg dirasakan oleh manusia dari makanan bersumber dari makanan industri". oleh karena itu, perlu adanya sinergi dalam upaya mendapatkan produk2 yg sehat dan baik melalui pertanian berkelanjutan tanpa mendzolimi lingkungan. Agar produk2 yg dihasilkan guna pemenuhan hajat manusia juga alami, tayyib, dan berkah. 
Pertanian lestari bukan berarti antipati akan teknologi. Permaculture yg secara bahasa artinya pertanian permanen memiliki peran dalam mengaKomodir optimalisasi sistem2 teknologi pembaharuan namun tetap mengikuti sunnatullah yg ada.


Dari penjelasan2 oleh narasumber berbagai background yg berbeda, saya mencoba merangkum bahwa sejatinya alam ini diciptakan dalam keadaan seimbang, oleh karenanya jangan usik ia dengan keserakahan. Karena sesungguhnya perilaku berlebihan bukanlah hal yang bijak, jelas telah nampak kerusakan di darat dan laut akibat ulah manusia. Kalau topik bahasan solusi atas kerusakan akibat eksploitasi SDA yg saat ini kita bahas adalah pertanian lestari yg mengakomodir berbagai potensi daya dukung dan kearifan. Maka sebagai manusia Milikilah mentalitas yg Terintegrasi, yakni memadukan antara sains dan pedoman hidup yg kita anut tanpa mengkotak-kotakannya.
Here is My Closing Statement :
Dalam prinsip pembangunan dan pertanian ada konsep yg tidak bisa diabaikan yakni prinsip Keadilan, Keadilan yg seimbang, keadilan yg berimbang, dan keadilan yang berkelanjutan.

Demikian yg dapat saya sharingkan atas ilmu yang didapatkan pada hari ini. Semoga bermanfaat.....Anyeoooooongggg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar