Selasa, 10 Oktober 2017

Belajar dari Sosok Abu Bakar Ash Shidiq

Belajar dari Sosok Abu Bakar Ash Shidiq



Beberapa cerminan keteguhan hati Abu Bakar diantaranya dapat dinukilkan sebagai berikut :

1.       Ia beriman pertama kali saat semua menolak Rasulullah SAW.
Pada saat awal rasulullah SAW berdakwah banyak mengalami penolakan dan tekanan dari pihak kafir Qurays di Mekah. Pada saat itu yang masuk islam baru khadijah, Ali, Zaid bin Haritsah  yang kesemuanya merupakan bagian dari keluarga Rasul. Abu bakar merupakan orang di luar keluarga Rasul yang pertama kali menerima ajaran islam. Abu bakar dengan gigih bersegera menyambut dan membenarkan ajaran Rasulullah disaat yang lain menolak.  
2.       Abu Bakar mendampingi Rasulullah hijrah ke Madinah
Kala itu rasulullah  menjadi sosok yang paling banyak dicari “most wanted” di Mekkah. Terdapat bahaya yang mengancam di depan mata termasuk kematian. Saking getolnya kaum Qurays, mereka sampai mengadakan sayembara penangkapan Rasulullah. Barangsiapa mampu menangkap nabi Muhamad dalam keadaan hidup ataupun mati, maka akan kami berikan hadiah sebanyak 100 ekor unta. Orang yang gila harta akhirnya berlomba untuk menangkap Rasulullah. Keputusan untuk menemani Beliau SAW hijrah merupakan pilihan yang penuh resiko.
3.       Menemani rasulullah di kemahnya pada saat perang badar
Kemah rasulullah menjadi incaran musuh. Artinya memilih untuk membersamai Rasulullah SAW di kemahnya memiliki resiko yang tidak mudah.
4.       Terus bertahan disaat pasukan muslim tercerai berai akibat pasukan Qurays menyerang balik dalam perang uhud
Pada saat fase ke 2 perang uhud umat muslim berada dalam kondisi terdesak pasca pasukan pemanah meninggalkan posisinya. Akhirnya saat kaum qurays menyerang balik sedang kaum muslimin saling berebut ghanimah, mereka kocar kacir. Bahkan banyak diantara kaum muslimin yang berlari tunggang langgang meninggalkan rasul.
Adapun abu bakar terus maju ke depan mengibas musuh dengan pedangnya tanpa takut sedikitpun. Rasulullah khawatir bahkan sampai berteriak , “ Wahai Abu Bakar sarungkan pedangmu, jangan kau buat kami khawatir akan kematianmu”.
Abu bakar tsabat, berani, teguh melawan.


Adapun beberapa bukti kelembutan hati Abu Bakar diantaranya dapat dilihat dari beberapa kisah berikut ini :

1.        Abu bakar wara’ terhadap apa yang dimakan/dimiliki/ didapatkan
Suatu ketika beliau ra pernah makan  sesuatu yang dibawa pembantunya.
Pembantunya berkata, “tahukah engkau apa yang barus saja kau makan?, dulu aku pernah melakukan perdukunan untuk mengelabui orang-orang. Makanan itu adalah pemberian dari orang yang memanfaatkan jasa perdukunanku”.
Seketika abu bakar memasukkan jari dan “menyogok” ke tenggorokan agar makanan atau isi perut bisa dimuntahkan semua.
           Pembantunya bertanya, “wahai abu bakar, itu hanya makanan mengapa engkau begitu                          bersikeras mengeluarkanya?”
Abu bakar, “ demi Allah apabila makanan itu hanya bisa dikeluarkan dengan mengeluarkan nyawaku, maka akan aku lakukan”.
Ini tidak lain karena beliau sangat tsiqoh terhadap salah satu hadist nabi yang berbunyi setiap jasad yang tumbuh dari makanan yang haram, maka neraka lebih utama baginya.

2.        Sangat sederhana gaya hidupnya
“tolong kembalikan semua yang aku miliki ke baitul maal apabila aku sudah meninggal”, pesan abu bakar kepada aisyah.
Sepeninggal abu bakar, maka aisyah menyerahkan harta peninggalan yang hanya berupa alat pemerah ssu, 1 helai baju oerang, dan 1 ekor unta kepada amirul mukminin.
Umar menangis melihat kezuhudan Abu Bakar yang sampai pada meninggalnya hanya menyisakan harta yang sangat sedikit, “ semoga Allah merahmati abu bakar, sungguh engkau telah membuat letih sesiapa setelahmu”.
Artinya untuk menyamai level abu bakar itu sangat susah bagi Umar.

3.       Membantu para janda memerah susu
Janda yang ditinggal suami mereka mati syahid pada saat peperangan, menjadi single parent untuk mengurus anak-anaknya. Abu bakar ikut merasakan betapa berat tanggung jawab para janda itu dengan ketiadaan suami. Karenanya Abu Bakar selalu menyempatkan diri untuk membantu para janda memerah susu  untuk dijual.
Setelah Abu Bakar dibaiat menjadi khalifah, para janda bahkan menangis karena khawatir Abu Bakar tidak akan datang lagi menemui mereka untuk memerah susu. Tapi ternyata kekhawatiran itu mampu untuk ditepis.
Suatu ketika khalifah Abu Bakar mengetuk pintu rumah para janda. Begitu dibuka yang ada di balik pintu adalah anak kecil. Anak kecil itu lantas berkata, “Ummi, ada si pemerah susu datang ke rumah”.
Ibunya lantas menimpali, “hssstt, nak itu bukan si pemerah susu, dia adalah khalifah kita. Abu bakar ash shidiq”.
Disini bisa kita lihat betapa sederhananya Abu Bakar sehingga anak-anak tidak mengenalinya  sebagai pemimpin namun sebagai sosok tak ubahnya rakyat biasa yang dikenal banyak melayani. Ini sangat jauh bebrbeda dengan gaya pemimpin kita saat ini yang cenderung menjadi pemerintah umat dibandingkan sebagai pelayan umat.

4.       Menjadi pembebas budak muslim 
Hati abu bakar sangatlah lembut. Ia sangat sering menitikkan air mata melihat kedzaliman yang terjadi di masa jahiliyah. Diantaranya banyak budak-budak muslim yang disiksa dengan sangat tidak manusiawi oleh tunanya. Sebut saja bilal bin rabbah. Tuannya bernama Umayyah mengatakan pada abu bakar, “Demi Allah kamu beli Bilal dengan harga 2 uqiyah saja, maka akan saya berikan”. Artinya umayyah ini meledek bilal bahwa ia tidak ada harganya. Namun abu bakar langsung menantang, “ Demi Allah andai kau jual bilal dengan harga 200 uqiyah saja akan tetap saya bayar”.
Abu bakar sangat memuliakan budak muslim bahkan saat tuan-tuan budak menghinakannya.  Para tuan budak melihat abu bakar sebagai pangsa pasar baru. Bahkan mereka sengaja menyiksa budak muslim agar didatangi oleh Abu Bakar dan dibebaskan.


Tentunya yang dipaparkan diatas hanyalah sebagian kecil dari tumpukan-tumpukan kebaikan yang disandang oleh sang khalifah Abu Bakar Ash Shidiq ra. Masih jauh lebih banayk lagi yang pastinya belum terkupas disini. Semoga menjadikan kita menjadi pribadi yang tak pernah lelah untuk menimba ilmu. Dan semoga darinya kita bisa meneladani kemuliaan akhlak yang dipancarkan. Karena akhlak yang baik merupakan sebuah oase yang menjadi penyejuk di tengah kegersangan zaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar