MOTIVASI
MENUNTUT ILMU SYAR’I
(rangkuman kajian ustad denis dinamis)
Motivasi adalah bagian dasar dalam menuntut ilmu
yang tidak dapat dipisahkan dari esensi menuntut ilmu itu sendiri. Terkadang
dalam menuntut ilmu kita bisa mendapatkan nilai yang bagus, tapi untuk masalah
menguasai ilmu, belum tentu. Betapa banyak diantara kita bahkan mungkin diri
kita sendiri ketika kuliah banyak mendapatkan nilai A, namun ketika semester
berikutnya ditanya tentang materi yang sama kebanyakan sudah lupa. Nah inilah
yang menjadi pembeda terkait motivasi. Kunci menuntut ilmu bukan pada hingar
bingar penyampaiannya. Namun lebih kepad tingkat kefokusan kita dalam menuntut ilmu utamanya
yang berawal dari motivasi diri.
Banyak sekali acara-acara motivasi seperti talk show
yang disampaikan seorang motivator dengan sangat energik, semangat, antusias
dan memakai fasilitas tampilan super canggih. Saat kita mengikuti sebuah acara motivasi tersebut kemungkinan
besar kita akan merasa semangat dan tergugah untuk melakukan berbagai
aktivititas pengembangan potensi diri. Namun tiga hari, lima hari, satu minggu
atau beberapa waktu yang mendatang sudah tidak berefek lagi. Apakah ilmu
seperti itu yang kita inginkan? Tentu tidak wahai saudaraku. Kita membutuhkan
sebuah motivasi awal dalam belajar yang cenderung bisa membuat diri untuk terus
istiqomah belajar. Karena sejatinya
belajar itu bersifat tetap atau kontinyu tak mengenal batas waktu. Negara di
dunia justru diketahui tingkat perkembangannya ketika semakin maju suatu Negara
maka semakin sedikit jumlah motivator di Negara itu. Sedangkan di negara berkembang jumlah motivator cenderung
sangatlah banyak karena orang-orang membutuhkan motivator dari orang lain untuk
memotivasi dirinya. Berbeda dengan negara
maju yang mayorita setiap orang sudah bisa memotivasi dirinya sendiri.
Berbicara tentang niat, bagaimana berburu ilmu terdapat
2 faktor bukan karena motivasi eksternal tapi motivasi internal yang lebih
mengacu kepada niat keikhlasan tolabul ilmi sebagai suatu ibadah.
Proses
mencari ilmu ada tingkatannya, yaitu :
1. 10% yang dibaca
2. 20% yang kita dengar
3. 30% yang kita lihat
4. 50% yang dilihat & mendengarkan
5. 70% yang dikatakan
6. 90% yang dikatakan & dilakukan
7. Lebih dari 90% adalah menyampaikannya kembali
dalam artian mengajarkan ilmu yang dimiliki.
Belajar merupakan suatu proses dari tidak tahu
menjadi tahu, suatu proses perubahan (perilaku, potensi) dan mengetahui yang belum diketahui. Belajar adalah wajib, maka bagi yang tidak mau
belajar adalah dosa. Belajar adalah perintah Allah dan sunnah Rasul. Terkadang
kita ketika ditanya mengapa ingin belajar? Ada berbagai macam jawaban terkait
pertanyaan tersebut. Ada yang menjawab ingin menjadi orang pintar, menjadi
kaya, menjadi orang no.1 di dunia ataupun menjadi orang yang bermanfaat. Lantas
sebenarnya kalau sudah tercapai untuk
apa?. Kata-kata terakhir dalam niat adalah motivasi utama. Mari kita tarik
lebih dalam. Menjadi orang yang berilmu akan memberi peluang lebih seorang
manusia untuk menjadi orang yang bermanfaat. Manusia haruslah menjadi manusia
yang bermanfaat karena sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak memberi
manfaat bagi orang lain. Balasan bagi
orang yang terbaik di dunia ketika di
akhirat adalah surga. Terus mengapa harus surge. Karena memang ingin masuk surga.
Maka jelaslah motivasi menuntut ilmu adalah untuk masuk surga.
Dalam surat Al-Alaq, kita diperintahkan Allah
untuk belajar dengan tujuan ikhlas karena Allah. tujuan akhir ikhlas hanya menginginkan tujuan
secar murni. Berarti kalau tidak ikhlas tujuan kita macam2 akan tumpang tindih.
3 tujuan akhir yang murni dalam menuntut ilmu sejatinya ada 3 yaitu :
1. Mengharap ridho Allah.
tingkatan pertama adalah tingkatan para nabi yang
tetap ikhlas dan bersyukur mengharap ridho Allah
2. Mengharap masuk surgaNYA,
seperti seorang pedagang yang berorientasi pada
keuntungan
3. takut akan nerakaNYA.
Takut akan neraka ibarat seperti seorang budak
yang melakukan perintah majikan karena takut dicambuk.
Sangatlah
boleh ketika seorang muslim ingin menjadi orang kaya, dalam rangka beribadah
kepada Allah. Namun jika karena ingin di dunia saja hati-hatilah pada motivasi
kita dalam menuntut ilmu..
Nah kesimpulannya, marilah berlomba-lomba dalam
menuntut ilmu. Sebagai seorang muslim sudah menjadi kewajiban kita untuk
tolabul ‘ilmi sejak dalam buaian bahkan sampai liang lahat. Namun jangan lupa
untuk perbaiki niat kita dalam belajar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar