Menyelami
Passion
Sebuah
passion adalah hal unik yang dititipkan oleh sang khaliq dalam diri setiap
manusia. Sangat menarik memang keberadaan satu hal ini. Tak terlihat namun
sangat terasa sekali keberadaanya. Meninggalkan sebuah jejak yang namanya kekuatan
sebuah tindakan sehingga akan mempengaruhi apakah kualitas dari karya yang
dihasilkan. Akan menjadi seperti apakah ia?. Baik, buruk, biasa saja, istimewa
atau bahkan mampu menggerakkan banyak orang melakukan aksi serupa tersebab
persuasi dari karya yang kita hasilkan.
Ada
sebuah contoh yang mungkin pernah kita dengar, salah satunya petuah dari Ustad
Anis Matta, Lc. Beliau pernah mengatakan dalam sebuah taujih bahwasannya
seseorang yang berkarya atas dasar paksaan tanpa didasari kemauan yang kuat maka
hasilnya tidaklah maksimal. Seperti seorang mahasiswa yang mengambil jurusan
kedokteran, secerdas apapun ia dalam menghafal banyak kosa-kata dan
pembelajaran ilmiah dari jurusan tersebut, namun jika ia tidak memiliki passion
didalamnya maka ia tidak akan menjadi dokter ulung. Tersebab energy yang
digunakan hanyalah sebagian kecil saja dari total potensi yang dimiliki.
Harusnya jika seseorang tadi yang potensinya luar biasa diimbangi dengan
kemauan yang kuat maka daya energinya akan menghasilkan sebuah ledakan-ledakan
karya tak terduga nan luar biasa.
Ada
setidaknya 3 tipe passion yang dimiliki manusia. Yang pertama adalah passion
yang melekat pada diri seseorang sejak lahir san secara sadar manusia paham
bahwa inilah bakat yang dimiliki karena setiap karya yang dibuat dibidang
tersebut menjadi terlihat berbeda dan memiliki nilai yang lebih, atau manusia
tersebut akan merasa memiliki kepuasan tersendiri bahkan setiap pembelajaran di
bidang khusus tersebut menjadi mudah untuk dia tangkap dan terapkan bahkan
tanpa harus belajar dengan keras. Kedua, tipe orang yang menyukai sesuatu hal
namun untuk mencapai sebuah titik kepuasan dan maksimalitas suatu karya tetap
maka membutuhkan sebuah pembelajaran dan
perjuangan yang ekstra. Ketiga, orang yang tidak menyadari bahwa ia memiliki
passion tersebut namun ketika melakukan aktivitas kerja di bidang khusus
tersebut menjadi terlihat bernilai, dan bisa jadi malah orang tadi membenci
atau kurang menyukai bidang yang didalamnya terdapat potensi besar untuk
diukir.
Sebagian
orang mungkin saja pernah mengalami sebuah distorsi maupun kebingungan akan apa
sebenarnya passion yang dimiliki oleh diri sendiri. Tak jarang seringkali
muncul pertanyaan-pertanyaan bakat apakah sebenarnya yang dilekatkan sang
khaliq pada diri ini. Bahkan diri penulis juga pernah mengalami masa-masa
transisi akan sebuah pencarian dimanakah letak potensi alamiah yang Allah SWT
berikan. Di tengah-tengah kebimbangan itulah diri terus mengejar sebuah oase di
padang pasir. Meski yang terlihat hanya pancaran pantuan menyilaukan yang
terlihat bagai air namun ternyata hanyalah butiran-butiran debu yang kosong
yang terpantulkan oleh sang surya.
Berawal
dari pengalaman memasuki dunia SMK dan pemilihan jurusan yang sesuai dengan
keinginan. Kebingungan sempat melanda karna diri tak yakin dan tidak paham akan
di bidang manakah diri ini memiliki potensi yang prospek untuk dikembangkan.
Akhirnya kulabuhkan pilihan pada bidang pertanian atau agronomi di sebuah
sekolah yang dulu terkenal sempat denga ketidakteraturannya yakni almamater SMK
N 1 Bawen. Awal menempuh pendidikan dibidang pertanian membuatku bosan dan
ingin berpindah saja kepada jurusan lain. Hal ini berlangsung bahkan mencapai
1,5 tahun lamanya. Belajar dan menyelami sebuah dunia yang hati dan minat tidak
tertanam didalamnya. Sungguh tersiksa, memang. Diri ini pun tak jarang
bergejolak, menentang, dan rasanya ingin
menyerah saja.
Dibalik
sebuah pilihan memanglah ada resiko yang harus ditanggung. Entah itu baik atau
buruk, namun ketika kita mampu berikhtiar dan diiringi dengan tawakkal
kepadaNya, yakinlah bahwa segala sesuatunya adalah yang terbaik. Dibalik sebuah
pilihanku “asal”, dengan proses perjuangan panjang yang harus kubayar, ku tahu
kemudian bahwa Allah sedang menitipkan sebuah kado cinta yang dinamakan
ketegaran atau kekuatan mental serta banyak sekali kejutan-kejutan tak terduga
dariNYA terutama kesadaran bahwa ternyata diri ini memiliki banyak sekali
passiondi berbagai bidang baik itu akademik maupun non akademik atau
pengembangan diri.
Penjelajahan
panjang itu akhirnya mengantarkanku pada sebuah kesadaran bahwa ini lah jawaban
dari Allah SWT bahwa memang di dunia pertanian inilah potensiku berkembang
dengan cepatnya terutama didunia sains atau konsep ilmunya, meski memang agak
kurang disisi penerapannya. Bahkan saat ini aku merasa sangat beruntung bisa
dipilih untuk masuk bidang ini. Sebuah bidang yang mampu membuatku mencetak
banyak karya dan sejarah yang cukup gemilang sejak dibangku SMK. Yang tentunya
ini semua tak lepas dari peran orang tua tercinta yang tanpa kenal lelah
mendoakan siang malam dan menyokong logistic dalam menuntut ilmu, guru-guru
yang berdedikasi tingi, kerabat yang seringkali memberi nasihat, masukan, dan
penghargaan, teman-teman seperjuangan yang memberikan semangat dan membuat hidup
lebih berwarna, tak lupa pihak-pihak yang turut andil dalam membuat hidupku
penuh warna dan makna.
Saat
memasuki sebuah ruangan kan ada pintu-pintu yang siap menyapa kedatngan kita
dengan berbagai ruangan yang ada didalamnya. Bervariasi memang ruangan satu
dengan yang lain. Entah dari segi interiornya, bentuk ruangannya, tata letak
benda-bendanya, sampai fungi yang dimiliki. Begitulah passion yang merupakan
sebuah rumah, ketika kita telah menemukan rumah impian kita yang sebenarnya
kita akan dihadapkan dengan pintu-pintu atau ruangan-ruangan yang beraneka
macam. Ruang itu bernama bakat-bakat lain yang menyertai passion kita.
Ruang-ruang menyusun sebuah rumah menjadi kuat nan indah dan penuh daya fungi.
Saat
ini mungkin begitu banyak rasa syukur yang ingin dan senantiasa perlu
kupanjatkan pada Allah SWT atas petunjuk yang selalu diberikannya, dan
membimbingku terutama untuk senantiasa rindu akan kebaikan dan berkumpul dengan
sosok-sosok yang saling mencintai karenaya.
Writer : Tantri Ay Nahra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar