PROBLEMATIKA UMAT
Seiring
berjalannya waktu semakin hari umat muslim kian terpuruk. Musuh islam
mengaburkan kondisi ideal kaum muslimin sabagai kaum terbaik di muka bumi ini.
Barat sengaja menanamkan nilai-nilai hedonis kepada kaum generasi muda dan
gencar mempromosikan sekulerisme. Mereka gethol menayangkan berbagai tampilan
yang tidak mendidik melalui berbagai media
seperti tayangan televisi, film, tabloid, video, bahkan masuk ke jalur
sistem pendidikan yang berpeluang besar membentuk karakter generasi muda
menjadi kebarat’baratan. Akhirnya prinsip kesusuksesan yang harusnya menjadi
sumber kekuatan kaum muslimin yakni kualitas ukhrawi beralih menjadi materi.
Akibatnya para pemuda baik secara sadar atau tidak banyak yang dihinggapi
penyakit apatis dan individualis.
Banyak
sekali persoalan yang dihadapi umat ini, yang selakyaknya harus menjadi bahan
refleksi kita, bahwa sesungguhnya PR perbaikan umat ini telah menanti
tangan-tangan dingin kita untuk melakukan proses perubahan. Problematika yang
acapkali mendera umat ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1.
Qadhayatu Zaman
Problematika
pada setiap masa pasti ada. Karena ini adalah sunatullah. Bahwasanya Allah
mempergilirkan kejayaan dan keterpurukan sebuah bangsa agar manusia mau
mengambil pelajaran dariNya dan untuk menguji tingkat keimanan para hambaNya
yang benar-benar bertakwa.
2.
Qadhayatu Muawiyah (sifatnya
kontemporer)
a. Kelemahan
internal kaum muslimin
Pesan rasulullah bahwa kaum muslimin itu
ibarat batang tubuh yang saling merasakan apabila salah sato anggota badan sakit
sepertinya sudah tidak diindahkan lagi oleh kaum muslimin. Mereka banyak
disibukkan oleh urusan negaranya sendiri. Umat islam terpecah belah oleh
teritorial, fikrah, dan kurang memiliki rasa kepedulian terhadap kaum muslim
lainnya sehingga menyebabkan kaum
muslimin mudah diserang oleh musuh-musuh islam.
b. Tidak
ada payung politik yang melindungi kaum muslimin di dunia ini
Panggung perpolitikan islam kini
dikendalikan oleh kaum Yahudi. Mereka distir oleh kaum yang harusnya dimusuhi
oleh islam. Setiap aspek kebijakan yang ada menjadi wewenang kuasa laknatullah.
c. Penjajahan
di negara-negara muslim
Banyak negeri-negeri muslim yang harusnya
kaya akan hasil alam berupa minyak bumi, gas alam, batu bara, perkebunananya
dieksploitasi oleh para pemilik modal Barat. Seperti kasus di Irak yang setelah
menggulingkan presiden Saddam Husein, Amerika lantas mengambil alih pengelolaan
minyak disna, begitu pula di Indonesia terdapat PT Exxon Mobile, Free-Port,
Lonsum, Unilever dan masih banyak lagi dengan nyata mengeksploitasi SDA negeri
yang subur ini dan menguasai pasar nasional bahkan global dengan produk-produk
buatan mereka.
d. Lemahnya
kaum muslim tentang IPTEK
Hal ini karena kaum muslimin yang paham
ilmu agama dari berbagai backgound pendidikan kebanyakan menerjunkan diri dalam
dakwah saja. Akan tetapi bidang teknologi kurang mendapat perhatin yang serius.
Hasilnya umat islam mengalami ketertinggalan sains dan teknologi dari pada
orang-orang non muslim.
e. Ghazwul
Fikr
Adanya perang pemikiran yang digencarkan oleh
musuh-musuh islam rupanya berhasil mengaburkan antara yang haq dan batil di
mata kaum muslimin. Strategi yang mereka gunakan dapat disingkat dengan 3F
yaitu Food, Fashion and Fun yang kesemuanya hanya berkutat pada orientasi
kehidupan duniawi semata. Sehingga kaum muslimin seringkali lupa akan aspek
ukhrawi yang harusnya penting untuk mendapatkan pembinaan. Alhasil para pejabat
banyak yang melakukan korupsi, pemimpin banyak yang tidak amanah, degradasi
moral dimana-mana, pencurian, pembunuhan, permusuhan dan berbagai kerusakan
lain.
Aspek
pemberdayaan manusia yang harusnya mendapatkan perhatian serius dalam islam
kini mulai kurang diperhatikan lagi akibatnya kaum muslimin yang sejatinya kaum
yang terbaik, terlihat bagai buih di lautan. Terlihat banyak, besar akan tetapi
tidak ada isinya. Padahal seandainya kaum muslimin mau kembali pada islam yang
berpedoman Al Qur’an dan As Sunnah pastilah umat ini akan kembali berjaya lagi
seperti pada zaman kekhalifahan dimana islam pernah mengalami keyaan menguasai
2/3 dunia.
Menurut
Abbas As-Siisiy dalam bukunya Bagaimana Menyentuh Hati, Pada masa pemerintahan
sultan sulaiman Basya Al Qanuni, Sultan Turki pernah diiklankan lowongan kerja
untuk menjadi seorang iman masjid Istambul. Syarat-syarat yang dicantumkan
dalam iklan tersebut adalah :
1.
Menguasai bahasa Arab, Latin,
Turki, dan Persia
2.
Menguasai Al Qur’an, Injil, dan
Taurat
3.
Menguasai ilmu syariat
4.
Menguasai ilmu alam,
matematika, dan mampu mengajarkannya
5.
Pandai menunggang kuda, bermain
pedang, dan berperang
6.
Berpenampilan menarik
7.
Bersuara indah
Inilah
format iklan untuk jabatan imam masjid pada kurang lebih 400 tahun yang lalu.
Dari
persyaratan tersebut dapat kita pastikan bahwa persyaratan itu bukan hanya tergolong
sangat sulit, akan tetapi bahkan sangat tidak mungkin dipenuhi oleh orang-orang
zaman sekarang. Padahal pada masa itu, sangatlah mudah menemukan sosok-sosok
yang memiliki kualifikasi seperti yang disebutkan pada iklan tersebut. Hal ini karena pada masa kejayaan
islam dahulu tidak ada dikotomi atau pemisahan antara agama dan pemerintahan
maupun ilmu pengetahuan. Saat ini islam hanya dianggap sebagai agama yang
bergerak di ranah aqidah dan terbatas pada aspek ritual keagamaan saja dan
melupakan fungsinya bahwa islam juga mengatur aspek bernegara, pendidikan,
ekonomi, ilmu pengetahuan, kesehatan, hukum, keamanan, HAM dsb. Akibatnya umat
muslim saat ini banyak tertinggal dari segi terknologi, pendidikan, ilmu,
budaya dsb karena terlena dengan apa yang ditampilkan oleh bangsa Barat.
Pada
zaman itu jabatan sebagai imam masjid adalah jabatan yang sangat prestisius.
Karena mereka memiliki peran yang esensial dalam rangka membentuk para Sumber
daya manusia menjadi sosok yang unggul dan islami. Masjid merupakan pusat
pendidikan yang penting dalam mengkader kaum muslimin. Masjid merupakan simbol
ruhani yang terpancar dengan intelektualitas yang memiliki semangat militansi
mencetak para kader yang hebat di bidang masing-masing. Karena sesungguhnya
kekuatan yang paling besar adalah kekuatan ruhani yang terpancar dari Nur Ilahi
meskipun tidak terlihat mampu mengalahkan canggihnya persenjataan yang dibuat
orang-orang yahudi, lebih kebal dari
sekedar mobil tank yang berlapis baja anti peluru, lebih bombastis
dibanding bom nuklir yang dibuat oleh musuh-musuh islam. Karena denganya, hati
seseorang akan senantiasa kuat digenggam Allah tak akan gentar sedikitpun dalam
menghadapi musuh, dan akan senantiasa berjaya dalam berkarya memberi manfaat
yang nyata.
Sebenarnya
problematika umat paling hakiki adalah persoalan akan lemahnya akidah kaum
muslimin. Yang kemudian membawa dampak konsekuensi logis terhadap permasalahan
di berbagai aspek lain seperti sosial, ekonomi, IPTEK, politik, pemerintahan,
hukum, pertanian, pangan, dsb. Karena sesungguhnya pada zaman Rasulullah dapat
kita tarik simpul pelajaran bahwa lemahnya kekuatan kaum kafir Qurays sebelum
datangnya islam adalah karena lemahnya aqidah mereka dan lebih memperturutkan
hawa nafsu sehingga terjadi degradasi moral dan kerusakan dimana-mana.
Menyebabkan kaum Arab pada zaman dahulu menjadi kaum yang bahkan namanya saja
tidak dikenal dan tidak memiliki nilai dimata penguasa negara superior saat itu
yakni Imperium Romawi dan Persia.
Setelah
islam datang, tidak ada yang pernah menyangka bahwa bahwa negara kecil di
Jazirah Arab itu yang dulunya bukan apa-apa bisa memiliki hegemoni yang kuat
bahkan mengalahkan 2 penguasa raksasa Romawi dan Persia. Dengan izin Allah, Rasulullah
seringkali memenangkan peperangan yang kalau ditinjau dari segi jumlah pasukan
dan teknologi persenjataan amatlah jauh ketinggalan musuh. Inilah bukti nyata
bahwa betapa banyak kaum yang sedikit mampu mengalahkan kaum yang banyak.
Karena dalam hati mereka terkobar iman suci nan membara yang tak akan padam
meski kematian merenggutnya. Karena hanya janji Allah yang ia percaya seperti
mimpi para saudara kita di Palestina yang tak pernah gentar meski mengalami
deraan siksa dan bombardir dari kaum laknatullah zionis Israel. Hanya 2 tujuan
hidup mereka yaitu mati syahid atau mati sebagai penghafal Qur’an.
Solusi
dari semua problematika umat yang menggerogoti kaum muslimin adalah kembali
pada bagaimana Allah dan Islam mengajarkan baik pada Al Qur’an maupun As
Sunnah. Makanya tugas dalam berdakwah sebagai kontribusi kita dalam menuntun
umat kemabali pada manhaj yang benar dan kejayaan yang dirindukan menjadi
sangat penting saat ini. Apalagi sebagai seorang pemuda kita adalah umat yang
dirindukan untuk melakukan dan memberikan yang terbaik bagi umat dengan
berkarya pada bidang kepakaran masing-masing. Menjadi sosok yang hebat,
inspiratif, dan islami sehingga sekrup dakwah menjadi lebih lebar. Karena kita
adalah ruh baru yang akan memberi sinar terang pada umat di kegelapan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar