AKU,DAKWAH
, DAN KAMPUS
Tulisan ini sebenarnya
sudah saya buat sejak 3 tahun yang lalu, tepatnya sekitar awal tahun 2013. Dan ternyata
setelah saya buka file-file lama, ehh ternyata pena-pena yang menjadi coretanku
saat awal-awal memasuki dan mengenal dunia dakwah kampus bermunculan. Setelah melihat-lihat
tulisanku jaman dahulu sampai saat ini ternyata kutemui beberapa perbedaan. Dan
semoga saja saat ini saya sudah menjadi insan yang semakin baik dari kemarin. dan akan terus menjadi lebih baik seiring berjalannya waktu.
Semoga tinta-tinta ini
menjadi salah satu pembuka ruang bagi para generasi muda untuk memiliki
kecintaan terhadap dunia tulis menulis. Yaaahhh terkadanga tulisan-tulisan
besar itu berawal dari sesuatu yang sederhana namun kontinyu, sehingga dari
hal-hal sederhana tadi melatih kita untuk mampu mengaktualisasikan diri dan
menjadi pribadi yang lebih maju.
Manusia
sesungguhnya hanyalah sebuah makhluk ciptaan Allah yang bertugas menjadi
khalifah di muka bumi ini. Begitu juga dengan aku yang diberi amanah Allah
untuk hidup di dunia ini sebuah visi, misi yang telah dirancangNya. Sebagai
mahasiswa yang menjadi salah satu pemegang nasib masa depan bangsa ini menuju
kejayaan islam. Sudah menjadi sebuah kewajiban saya untuk memperjuangkan nasib
umat ini. Namun seperti yang kita lihat bahwa sekarang ini umat islam begitu
terpuruk, terpecah belah, bahkan kepedulian pada sesamapun sangat kurang.
Pemahaman dan
penerapan Islam secara parsial menyebabkan kekuatan agama ini tidak kelihatan
bahkan tidak efektif. Untuk ini, metode dakwah harus diperbarui agar sesuai
dengan perkembangan zaman. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi harus
dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Dakwah tidak hanya terbatas menggunakan
media tradisional (mimbar) tapi juga menggunakan multimedia. Begitu juga jaringan
dakwah harus diperkuat; kerja sama antar lembaga dakwah dunia harus ditingkatkan.
Perbedaan-perbedaan aliran, mazhab atau pendekatan dakwah harus disikapi secara
bijak. Lakukanlah kerja sama dalam hal-hal yang disepakati, bertoleransilah
dalam hal-hal yang berbeda pendapat!
Selain itu
pendidikan tidak boleh diabaikan. Ini adalah aspek paling penting dalam meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Umat Islam harus dapat memadukan dua sumber ilmu
yang dua-duanya berasal dan Allah: ilmu-ilmu kewahyuan dan ilmu-ilmu kealaman.
Khazanah Islam digali, kemajuan ilmu pengetahuan Barat dimanfaatkan. Sistem pendidikan
diperbarui dan disempurnakan.
Dalam memegang
amanah dakwah begitu banyak yang pengalaman yang didapatkan. Diantaranya ketika
saya berusaha mengajak teman-teman dalam berjuang dan merekrut mereka untuk masuk
dalam sebuah wajihah atau jemaat keislaman, banyak yang antusias pada awalnya
meskipun tak jarang juga yang mengabaikan ajakan saya atau kurang suka dengan
ajakan itu. Namun saya terus semangat untuk selalu mengajak para generasi muda
khususnya mahasiswa baru yang masih memiliki banyak potensi untuk dikembangkan
dalam dakwah ini.
Alhamdulillah
dari sekitar 10 orang yang saya ajak, 5 diantaranya mengikuti organisasi
kerohanian. Akan tetapi tak semudah yang dibayangkan, bahwa tantangan dakwah
memang berat, makanya hanya sedikit yang mau berjuang di jalan ini. Satu
diantara mereka meminta ijin keluar
tidak bisa melanjutkan organisasi ini oleh karena beberapa hal yang memaksa dia
keluar. Padaha dia sudah saya ikutkan salah satu training pengkaderan di harakah islam dan cukup antusias dengan materinya. Sungguh
sangat sedih saya ketika adik yang saya rangkul ke dalam jamaah ini dan
memiliki semangat yang tinggi dalam berorganisasi namun dia memilih untuk
keluar perihal bukan karena keinginannya sendiri untuk keluar tapi karna
terdesak oleh suatu hal. Aku belum bisa mempertahankannya untuk tetap berjuang
di jalan ini. Akhirnya saya tetap memotivasi dia untuk tetap masuk dalam sebuah
wajihah di luar meskipun sudah tidak bergabung dalam organisasi keislaman di
kampus.
Bagaimanapun
juga aku harus tetap going on dan
tidak boleh berhenti disini, karena perjalanan dakwah masih panjang. Aku harus
tetap merekrut kader-kader baru dan mengajak orang-orang untuk berbuat kebaikan
yang ditanganNya lah masa depan islam akan kembali. Dalam menekuni jalan islam
ini memang tak sedikit apa yang dimiliki harus dikorbankan. Waktu, tenaga,
uang, pikiran, kesabaran, dan dedikasi harus totalitas penuh keikhlasan
diberikan bahkan tetesan keringat dan airmata mengiringi doa dan perjuanganku.
Terkadang saya merasa sangat lelah sekali ketika banyak tugas-tugas kampus yang
menumpuk dengan seabrek agenda lain yang menunggu, pikiran yang ikut menanggung
beban dakwah ini untuk terus berpikir bagaimana caranya memberi kontribusi bagi
umat, bersabar akan segala macam perbedaan pendapat, dan mengatasi persoalan
yang selalu menghantam dakwah, juga kebulatan tekat yang tak jarang pasang
surut bergejolak dalam diri ini.
Menjadi seorang
intelek yang melek agama dan insya Allah berusaha berakhlak seperti ulama,
itulah salah satu hal yang ingin saya kejar saat ini. Mengingat sekarang umat
ini memerlukan sosok mujahid yang berakhlak mulia memperjuangkan agama Allah,
berilmu pengetahuan yang tangguh, hanif dalam bertindak dan bisa memberikan
sumbangsih bagi kemajuan peradaban islam yang saat ini tengah terjajah oleh
orang-orang kafir dan musuh-musuh islam. Karna mahasiswa adalah Agent of change, guardian of value, leader
of this country become islamic bright future.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar