SYAHADATAIN
Syahadat
merupakan sebuah ikrar, bukti, sumpah, janji, pngakuan, kesaksian, kontrak yang
mempunyai konsekuensi logis berupa perintah dan larangan sekaligus sebuah pintu
gerbang menuju kebahagiaan hakiki. Perbedaan orang islam dengan non-islam
terletak paling fundamental terletak pada 2 kalimat syahadat yang berbunyi:
Asyhadu’alla ilaaha ilallah
Waasyhaduanna muhammadar Rasulullah
Artinya
: tiada tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah.
Dari
petikan kalimat syahadat tadi dapat dimaknai bahwa seorang yang beragama islam
mengakui esistensi Allah sebagai
satu-satunya Rabb atau Tuhan mereka, dan Nabi Muhamad adalah utusanNya yang
memiliki tugas sebagai seorang rasul pembawa risalah islam berupa kabar pembawa
berita gembira dan pemberi peringatan.
Sebuah
pelajaran dapat diambil dari kisah paman Rasulullah yakni Abu Thalib. Beliau
adalah sosok dari kaum kafir Qurays dari kabilah Bani Hasyim yang sangat
menyayangi Rasulullah. Ia selalu ikut berperang bersama Rasulullah dalam
membela islam. Bahkan beliau selalu berada di garda depan demi melindungi sang
keponakan tercinta. Bahkan ketika rasulullah mengalami penganiayaan oleh para
kaum kafir Qurays, Abu Thalib selalu membelanya dan melindungi Rasulullah SAW.
Maka tidaklah heran apabila Rasulullah sangat mencintai sang paman, begitupun
sang paman juga amat menyayangi Rasulullah. Setiap waktu, harta, dan jiwa yang
ia miliki selalu digunakan untuk membantu dakwah Rasul. Akan tetapi ada satu
hal yang amat membuat Rasulullah sedih. Pamanya tercinta tidak mau mengucapkan
2 kalimat syahadat hingga akhir hayatnya. Yang menyebabkan sang paman harus
mendekam di bawah siksa api neraka karena tidak mau bersyahadat.
Kisah
lain pula dapat dijadikan sebagai pelajaran bagi kita adalah sosok sahabat
rasulullah yang tergabung dalam Khulaufur Rasyidin yakni Amirul mukminin Umar
Bin Khattab. Umar ra sebelum masuk islam adalah sosok yang sangt sangar, keras,
dan bahkan pernah membenci Rasulullah hingga mau membunuhnya. Akan tetapi
kehendak Allah berkata lain. Allah menjawab doa Rasulullah yang memohon padaNya
untuk mengislamkan satu diantara 2 orang yang akan menjadi pejuang dan
pemerkuat Islam yakni Umar bin Khattab atau Amr bin Hisyam/Abu Jahal. Watak
mereka berdua sama-sama keras dan sama-sama memusuhi islam akan tetapi sosok
yang membedakan Umar dengan Abu Jahal adalah kebenaran dalam hatinya. Umar
adalah sosok yang profesional dan arif,
dia memiliki hati yang bersih sedangkan Abu Jahal sosok yang mengedepankan ego
dan penuh kesombongan. Akhirnya Allah menurunkan hidayah kepada Umar ra. Untuk
masuk islam dan dengan bergabungnya dia dalam pasukan kaum muslimin menjadi
sebuah kekuatan yang sangat diperhitungkan hingga akhir hayatnya.
Kalau
dicermati perbedaan nyata dari kedua sosok tokoh (Abu Thalib dan Umar ra.
Adalah terletak pada syahadatnya). Mereka sebenarnya sama-sama berjuang bersama
Rasulullah membela islam akan tetapi Umar bin Khattab mengucapkan kalimat
syahadat sedang Abu Thalib tidak bersyahadat hingga akhir hayatnya yang
menyebabkan ia termasuk golongan orang-orang yang tidak beriman.
3 tuntutan syahadat
adalah :
1. Meyakini
dengan hati
2. Diucapkan
dengan lisan
3. Mengamalkan
lewat perbuatan.
Apabila
hanya meyakini saja akan tetapi tidak bersyahadat, maka dia dikategorikan bukan
orang yang beriman, pun jika diucapkan dengan lisan saja tanpa diyakini dengan
hati maka sama saja belum beriman karena bisa jadi seseorang itu memperlihatkan
keimanannya lewat lisan tapi sesungguhnya ia tidak beriman dan mereka
menyembunyikan kekafirannya. Dan orang-orang seperti ini pada zaman Rasulullah
SAW cukup banyak jumlahnya. Allah melaknat orang yang musyrik. Sebagaimana pada
zaman dahulu Allah SWT pernah menegur Rasulullah lewat sebuah ayat Al Quran
yang diwahyukanNya sehabis Rasulullah menyolatkan jenazah laknatullah Abdullah
bin Ubay Bin Salul. Begitu[ula ketika hanya diucapkan dan diyakini saja tanpa
amal nyata maka keimanan seseorang menjadi kurang sempurna.
Ada
banyak sekali ayat dalam Al Qur’an yang menjelaskan akan kemurnian ajaran islam
diantaranya QS. Ali Imran : 18, QS. Al Waqi’ah:74-76, QS Al A’raf:172. Janji
Allah adalah benar dan pasti. Sesungguhnya setiap manusia yang Allah ciptakan
adalah dalam keadaan beriman tergantung orangtuanyalah yang menjadikannya tetap
Islam, atau menjadi Nasrani, Yahudi atau majusi. Karena sejak ditiupkannya ruh
sejatinya kita telah mengakui bahwa Allah adalah tuhan kita dan Rasulullah
adalah UtusanNya. Dan kelak Allah akan meminta pertanggungjawaban kita terhadap
ikrar yang telah kita ucapkan.
Mengapa kita
harus bersyahadat?
1. Syahadat
itu adalah bukti bahwa kita mengakui Allah sebagai Tuhan kita, sang pencipta,
penguasa dan Rabb yang wajib disembah.
Bukti bahwa tuhan ada adalah:
a. Segala
sesuatu ada yang menciptakan.
Ibaratnya sebuah kursi. Kursi itu
tidak akan serta merta terbuat dengan sendirinya tanpa ada yang membuatnya.
Dari kayu di hutan kemudian ditebang, dipotong sesuai bentuk atau design yang
dikendaki, dipaku, diampelas, dicat, diukir dan sebagainya yang tidak terlepas
dari peran sang pembuatnya. Begitupula alam semesta dan seluruh isinya ini,
tidak akan serta merta terbuat sendiri. Ada tangan Allah yang menciptakannya.
b. Tidak
mungkin manusia menciptakan alam semesta karena kemampuan manusia terbatas.
2. Fitrah
manusia meminta pertolongan saat terkena musibah.
Manusia diciptakan dengan fitrah.
Namun seringkali ia lalai karena kesibukan dan kenikmatan duniawi. Saat sehat
dia berkata I don’t need God, saat
pesta dia seolah berkata I don’t Need a God,
saat ia meraih berbagai kenikatan
duniawi ia seringkali juga berkata hal sama. Akan tetapi saat dia tertimpa
sakit yang cukup keras ia sering tersadar Why
God never help Me, and didn’t answer my pray padahal dulu ia tidak pernah
mengingat Tuhan. Ini menjadi bukti bahwasannya manusia itu sebenarnya haus akan
rasa belas kasih sayangNya.
3. Alam
semesta ,emjadi bukti nyata adanya tuhan
a. Sebab
akibat ada yang menciptakan
b. Terjadi
secara sengaja
c. QS
Al. Ikhlas
d. Keteraturan
orbit dab planet-planet.
Cara mengetahui
Allah :
1. Al
Qur’an dan As Sunah
2. Qalbu
3. Panca
Indera (akan tetapi terbatas)
4. Berpikir
Imiah atau logika
Syarat syahadat
diterima Allah :
1. Taqwa
2. Berkonsekuensi
terhadap syahadat
3. Iman,
lisan, hati, perbuatan bersinergi
4. Tida
ada kesyirikan
5. Yakin
tidak ada keraguan sedikitpun
6. Cinta
7. Makrifatullah
8. Ikhlas
9. Ridho
Kita
meyakini bahwa Islam adalah agama yang sempurna, kita harus bangga menjadi umat
islam dan yakin bahwa islam adalah satu-satunya jaran yang membawa kebahagiaan
dan kebajikan. Berikut macam-macam agama berdasarkan asalnya :
SAMAWI
(langsung
dari Allah)
|
ARDHY
(Buatan
Manusia)
|
Islam
|
Tionghoa
|
Nasrani
|
Budha
|
Yahudi
|
Hindu
|
Konghucu
|
|
Protestan
|
|
Majusi
|
Agama yang berasal dari buatan manusia pastilah tidak akan diterima
oleh Allah SWT. Karena agama ardhy dibuat atas akal manusia yang terbatas dan
pada dasarnya ia menyembah berhala atau taghut yang dilaknat oleh Allah. Kelak
mereka akan mendapatkan siksa yang amat pedih karena menyekutukan Allah. Sedangkan agama samawi Yahudi dan nasrani sudah banyak
mengalami penyimpangan dari pedoman yang asli karena Al kitab mereka telah
mengalami banyak perubahan dan diotak-atik oleh hawa nafsu dan kesombongan
manusia dan mereka telah terlalu jauh salah melangkah dari apa yang digariskan
oleh Allah. Sedangkan Islam adalah satu-satunya agama yang menjadi agama penyempurna risalah
sebelumnya hingga akhir zaman. Allah telah berjanji akan menjaga kemurnian dan
keaslian dari Al Qur’an yang menjadi pedoman umat islam. Dan tidak akan pernah
usang dimakan waktu dan tempat. Al Qur’an akan terus eksis dan fleksibel atau
menyesuaikan perkembangan zaman hingga hari kiamat datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar