Bagai Telur Mata Sapi
Banyak orang yang saat ini mulai berambisi pada jabatan yang tinggi
Tidak mengherankan, denganya Pengakuan masyarakat dan sanjungan kan membanjiri
Sebuah pekik, lantas apakah ada masalah dengan jabatan yg tinggi??
Dengan tegas saya katakan TIDAK,
Jabatan dan kekuasaan itu sah-sah saja
masalahnya bukan pada kekuasaan tersebut, karna kekuasaan hanyalah object
Yang nenjadi titik penting adalah pada Subjectnya "manusianya"
Tidak mengherankan, denganya Pengakuan masyarakat dan sanjungan kan membanjiri
Sebuah pekik, lantas apakah ada masalah dengan jabatan yg tinggi??
Dengan tegas saya katakan TIDAK,
Jabatan dan kekuasaan itu sah-sah saja
masalahnya bukan pada kekuasaan tersebut, karna kekuasaan hanyalah object
Yang nenjadi titik penting adalah pada Subjectnya "manusianya"
Obsesi dan persepsi bukan ditujuan pada posisi dan jabatan tinggi
Namun arahkanlah pada PERAN & KONTRIBUSI
Bisakah ia mengambil peran-peran besar sesuai dengan besarnya kekuasaan tersebut
Makanya ketika peluang kekuasaan datang
Hendaklah, manusia itu mengimbangi dengan frekuensi RUHIYAH dan frekuensi PENGORBANAN yang sesuai
Jangan sampai Allah menegur sebagaimna dalam (QS ALI IMRAN:188)
" mereka senang disanjung-sanjung terhadap apa-apa yg tidak mereka lakukan"
Namun arahkanlah pada PERAN & KONTRIBUSI
Bisakah ia mengambil peran-peran besar sesuai dengan besarnya kekuasaan tersebut
Makanya ketika peluang kekuasaan datang
Hendaklah, manusia itu mengimbangi dengan frekuensi RUHIYAH dan frekuensi PENGORBANAN yang sesuai
Jangan sampai Allah menegur sebagaimna dalam (QS ALI IMRAN:188)
" mereka senang disanjung-sanjung terhadap apa-apa yg tidak mereka lakukan"
Itulah mengapa, dalam salah satu bukunya yang berjudul MOMENTUM KEBANGKITAN, ustad Anis Matta menyebut Bagai telur mata sapi
Telurnya berasal dari AYAM, namun SAPI yg memperoleh nama
Sama seperti mengklaim kebaikan dan prestasi orang lain sebagai karya sendiri
Telurnya berasal dari AYAM, namun SAPI yg memperoleh nama
Sama seperti mengklaim kebaikan dan prestasi orang lain sebagai karya sendiri
Sungguh Allah tidak menilai seseorang dari jabatan, harta, kedudukan, kepandaian, atau berbagai pernak pernik kefanaan dunia lainnya
DIA menilai kadar KETAKWAAN hambaNYA
Yuk, mari sama sama berbenar perbaiki diri dan lejitkan potensi
Torehkan segudang prestasi dan kebermanfaatan diri
Demi menyongsong kejayaan Islam janji sang Ilahi Rabbi
DIA menilai kadar KETAKWAAN hambaNYA
Yuk, mari sama sama berbenar perbaiki diri dan lejitkan potensi
Torehkan segudang prestasi dan kebermanfaatan diri
Demi menyongsong kejayaan Islam janji sang Ilahi Rabbi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar