Jumat, 24 Juni 2016

                    MOTIVASI MENUNTUT ILMU SYAR’I 



(rangkuman kajian ustad denis dinamis)

Motivasi adalah bagian dasar dalam menuntut ilmu yang tidak dapat dipisahkan dari esensi menuntut ilmu itu sendiri. Terkadang dalam menuntut ilmu kita bisa mendapatkan nilai yang bagus, tapi untuk masalah menguasai ilmu, belum tentu. Betapa banyak diantara kita bahkan mungkin diri kita sendiri ketika kuliah banyak mendapatkan nilai A, namun ketika semester berikutnya ditanya tentang materi yang sama kebanyakan sudah lupa. Nah inilah yang menjadi pembeda terkait motivasi. Kunci menuntut ilmu bukan pada hingar bingar penyampaiannya. Namun lebih kepad tingkat  kefokusan kita dalam menuntut ilmu utamanya yang berawal dari motivasi diri.

Banyak sekali acara-acara motivasi seperti talk show yang disampaikan seorang motivator dengan sangat energik, semangat, antusias dan memakai fasilitas tampilan super canggih. Saat  kita mengikuti sebuah acara motivasi tersebut kemungkinan besar kita akan merasa semangat dan tergugah untuk melakukan berbagai aktivititas pengembangan potensi diri. Namun tiga hari, lima hari, satu minggu atau beberapa waktu yang mendatang sudah tidak berefek lagi. Apakah ilmu seperti itu yang kita inginkan? Tentu tidak wahai saudaraku. Kita membutuhkan sebuah motivasi awal dalam belajar yang cenderung bisa membuat diri untuk terus istiqomah  belajar. Karena sejatinya belajar itu bersifat tetap atau kontinyu tak mengenal batas waktu. Negara di dunia justru diketahui tingkat perkembangannya ketika semakin maju suatu Negara maka  semakin sedikit jumlah  motivator di Negara itu. Sedangkan di  negara berkembang jumlah motivator cenderung sangatlah banyak karena  orang-orang  membutuhkan motivator dari orang lain untuk memotivasi dirinya. Berbeda dengan  negara maju yang mayorita setiap orang sudah bisa memotivasi dirinya sendiri.


Berbicara tentang niat, bagaimana berburu ilmu terdapat 2 faktor bukan karena motivasi eksternal tapi motivasi internal yang lebih mengacu kepada niat keikhlasan tolabul ilmi sebagai suatu ibadah.
Proses mencari ilmu ada tingkatannya, yaitu :
1.  10% yang dibaca
2.  20% yang kita dengar
3.  30% yang kita lihat
4.  50% yang dilihat & mendengarkan
5.  70% yang dikatakan
6.  90% yang dikatakan & dilakukan
7.  Lebih dari 90% adalah menyampaikannya kembali dalam artian mengajarkan ilmu yang dimiliki.

Belajar merupakan suatu proses dari tidak tahu menjadi tahu, suatu proses perubahan (perilaku, potensi) dan  mengetahui yang belum diketahui. Belajar  adalah wajib, maka bagi yang tidak mau belajar adalah dosa. Belajar adalah perintah Allah dan sunnah Rasul. Terkadang kita ketika ditanya mengapa ingin belajar? Ada berbagai macam jawaban terkait pertanyaan tersebut. Ada yang menjawab ingin menjadi orang pintar, menjadi kaya, menjadi orang no.1 di dunia ataupun menjadi orang yang bermanfaat. Lantas sebenarnya  kalau sudah tercapai untuk apa?. Kata-kata terakhir dalam niat adalah motivasi utama. Mari kita tarik lebih dalam. Menjadi orang yang berilmu akan memberi peluang lebih seorang manusia untuk menjadi orang yang bermanfaat. Manusia haruslah menjadi manusia yang bermanfaat karena sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak memberi manfaat bagi orang  lain. Balasan bagi orang yang terbaik  di dunia ketika di akhirat adalah surga. Terus mengapa harus surge. Karena memang ingin masuk surga. Maka jelaslah motivasi menuntut ilmu adalah untuk masuk surga.

Dalam surat Al-Alaq, kita diperintahkan Allah untuk belajar dengan tujuan ikhlas karena Allah.  tujuan akhir ikhlas hanya menginginkan tujuan secar murni. Berarti kalau tidak ikhlas tujuan kita macam2 akan tumpang tindih. 3 tujuan akhir yang murni dalam menuntut ilmu sejatinya ada 3 yaitu :
1.  Mengharap ridho Allah.
tingkatan pertama adalah tingkatan para nabi yang tetap ikhlas dan bersyukur mengharap ridho Allah
2.  Mengharap masuk surgaNYA,
seperti seorang pedagang yang berorientasi pada keuntungan
3.  takut akan nerakaNYA.
Takut akan neraka ibarat seperti seorang budak yang melakukan perintah majikan karena takut dicambuk.
 Sangatlah boleh ketika seorang muslim ingin menjadi orang kaya, dalam rangka beribadah kepada Allah. Namun jika karena ingin di dunia saja hati-hatilah pada motivasi kita dalam menuntut ilmu..

Nah kesimpulannya, marilah berlomba-lomba dalam menuntut ilmu. Sebagai seorang muslim sudah menjadi kewajiban kita untuk tolabul ‘ilmi sejak dalam buaian bahkan sampai liang lahat. Namun jangan lupa untuk  perbaiki niat kita dalam belajar




Tidak ada komentar:

Posting Komentar