Jumat, 24 Juni 2016

kepedulian adalah bagian dari cinta, cinta untuk saudaramu (muslim)

PROBLEMATIKA UMAT


Seiring berjalannya waktu semakin hari umat muslim kian terpuruk. Musuh islam mengaburkan kondisi ideal kaum muslimin sabagai kaum terbaik di muka bumi ini. Barat sengaja menanamkan nilai-nilai hedonis kepada kaum generasi muda dan gencar mempromosikan sekulerisme. Mereka gethol menayangkan berbagai tampilan yang tidak mendidik melalui berbagai media  seperti tayangan televisi, film, tabloid, video, bahkan masuk ke jalur sistem pendidikan yang berpeluang besar membentuk karakter generasi muda menjadi kebarat’baratan. Akhirnya prinsip kesusuksesan yang harusnya menjadi sumber kekuatan kaum muslimin yakni kualitas ukhrawi beralih menjadi materi. Akibatnya para pemuda baik secara sadar atau tidak banyak yang dihinggapi penyakit apatis dan individualis.

Banyak sekali persoalan yang dihadapi umat ini, yang selakyaknya harus menjadi bahan refleksi kita, bahwa sesungguhnya PR perbaikan umat ini telah menanti tangan-tangan dingin kita untuk melakukan proses perubahan. Problematika yang acapkali mendera umat ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1.      Qadhayatu Zaman
Problematika pada setiap masa pasti ada. Karena ini adalah sunatullah. Bahwasanya Allah mempergilirkan kejayaan dan keterpurukan sebuah bangsa agar manusia mau mengambil pelajaran dariNya dan untuk menguji tingkat keimanan para hambaNya yang benar-benar bertakwa.
2.      Qadhayatu Muawiyah (sifatnya kontemporer)
a.       Kelemahan internal kaum muslimin
Pesan rasulullah bahwa kaum muslimin itu ibarat batang tubuh yang saling merasakan apabila salah sato anggota badan sakit sepertinya sudah tidak diindahkan lagi oleh kaum muslimin. Mereka banyak disibukkan oleh urusan negaranya sendiri. Umat islam terpecah belah oleh teritorial, fikrah, dan kurang memiliki rasa kepedulian terhadap kaum muslim lainnya sehingga menyebabkan  kaum muslimin mudah diserang oleh musuh-musuh islam.
b.       Tidak ada payung politik yang melindungi kaum muslimin di dunia ini
Panggung perpolitikan islam kini dikendalikan oleh kaum Yahudi. Mereka distir oleh kaum yang harusnya dimusuhi oleh islam. Setiap aspek kebijakan yang ada menjadi wewenang kuasa laknatullah.
c.       Penjajahan di negara-negara muslim
Banyak negeri-negeri muslim yang harusnya kaya akan hasil alam berupa minyak bumi, gas alam, batu bara, perkebunananya dieksploitasi oleh para pemilik modal Barat. Seperti kasus di Irak yang setelah menggulingkan presiden Saddam Husein, Amerika lantas mengambil alih pengelolaan minyak disna, begitu pula di Indonesia terdapat PT Exxon Mobile, Free-Port, Lonsum, Unilever dan masih banyak lagi dengan nyata mengeksploitasi SDA negeri yang subur ini dan menguasai pasar nasional bahkan global dengan produk-produk buatan mereka.
d.       Lemahnya kaum muslim tentang IPTEK
Hal ini karena kaum muslimin yang paham ilmu agama dari berbagai backgound pendidikan kebanyakan menerjunkan diri dalam dakwah saja. Akan tetapi bidang teknologi kurang mendapat perhatin yang serius. Hasilnya umat islam mengalami ketertinggalan sains dan teknologi dari pada orang-orang non muslim.
e.       Ghazwul Fikr
Adanya perang pemikiran yang digencarkan oleh musuh-musuh islam rupanya berhasil mengaburkan antara yang haq dan batil di mata kaum muslimin. Strategi yang mereka gunakan dapat disingkat dengan 3F yaitu Food, Fashion and Fun yang kesemuanya hanya berkutat pada orientasi kehidupan duniawi semata. Sehingga kaum muslimin seringkali lupa akan aspek ukhrawi yang harusnya penting untuk mendapatkan pembinaan. Alhasil para pejabat banyak yang melakukan korupsi, pemimpin banyak yang tidak amanah, degradasi moral dimana-mana, pencurian, pembunuhan, permusuhan dan berbagai kerusakan lain.

Aspek pemberdayaan manusia yang harusnya mendapatkan perhatian serius dalam islam kini mulai kurang diperhatikan lagi akibatnya kaum muslimin yang sejatinya kaum yang terbaik, terlihat bagai buih di lautan. Terlihat banyak, besar akan tetapi tidak ada isinya. Padahal seandainya kaum muslimin mau kembali pada islam yang berpedoman Al Qur’an dan As Sunnah pastilah umat ini akan kembali berjaya lagi seperti pada zaman kekhalifahan dimana islam pernah mengalami keyaan menguasai 2/3 dunia.

Menurut Abbas As-Siisiy dalam bukunya Bagaimana Menyentuh Hati, Pada masa pemerintahan sultan sulaiman Basya Al Qanuni, Sultan Turki pernah diiklankan lowongan kerja untuk menjadi seorang iman masjid Istambul. Syarat-syarat yang dicantumkan dalam iklan tersebut adalah :
1.      Menguasai bahasa Arab, Latin, Turki, dan Persia
2.      Menguasai Al Qur’an, Injil, dan Taurat
3.      Menguasai ilmu syariat
4.      Menguasai ilmu alam, matematika, dan mampu mengajarkannya
5.      Pandai menunggang kuda, bermain pedang, dan berperang
6.      Berpenampilan menarik
7.      Bersuara indah
Inilah format iklan untuk jabatan imam masjid pada kurang lebih 400 tahun yang lalu.

Dari persyaratan tersebut dapat kita pastikan bahwa persyaratan itu bukan hanya tergolong sangat sulit, akan tetapi bahkan sangat tidak mungkin dipenuhi oleh orang-orang zaman sekarang. Padahal pada masa itu, sangatlah mudah menemukan sosok-sosok yang memiliki kualifikasi seperti yang disebutkan pada iklan  tersebut. Hal ini karena pada masa kejayaan islam dahulu tidak ada dikotomi atau pemisahan antara agama dan pemerintahan maupun ilmu pengetahuan. Saat ini islam hanya dianggap sebagai agama yang bergerak di ranah aqidah dan terbatas pada aspek ritual keagamaan saja dan melupakan fungsinya bahwa islam juga mengatur aspek bernegara, pendidikan, ekonomi, ilmu pengetahuan, kesehatan, hukum, keamanan, HAM dsb. Akibatnya umat muslim saat ini banyak tertinggal dari segi terknologi, pendidikan, ilmu, budaya dsb karena terlena dengan apa yang ditampilkan oleh bangsa Barat.

Pada zaman itu jabatan sebagai imam masjid adalah jabatan yang sangat prestisius. Karena mereka memiliki peran yang esensial dalam rangka membentuk para Sumber daya manusia menjadi sosok yang unggul dan islami. Masjid merupakan pusat pendidikan yang penting dalam mengkader kaum muslimin. Masjid merupakan simbol ruhani yang terpancar dengan intelektualitas yang memiliki semangat militansi mencetak para kader yang hebat di bidang masing-masing. Karena sesungguhnya kekuatan yang paling besar adalah kekuatan ruhani yang terpancar dari Nur Ilahi meskipun tidak terlihat mampu mengalahkan canggihnya persenjataan yang dibuat orang-orang yahudi, lebih kebal dari  sekedar mobil tank yang berlapis baja anti peluru, lebih bombastis dibanding bom nuklir yang dibuat oleh musuh-musuh islam. Karena denganya, hati seseorang akan senantiasa kuat digenggam Allah tak akan gentar sedikitpun dalam menghadapi musuh, dan akan senantiasa berjaya dalam berkarya memberi manfaat yang nyata.

Sebenarnya problematika umat paling hakiki adalah persoalan akan lemahnya akidah kaum muslimin. Yang kemudian membawa dampak konsekuensi logis terhadap permasalahan di berbagai aspek lain seperti sosial, ekonomi, IPTEK, politik, pemerintahan, hukum, pertanian, pangan, dsb. Karena sesungguhnya pada zaman Rasulullah dapat kita tarik simpul pelajaran bahwa lemahnya kekuatan kaum kafir Qurays sebelum datangnya islam adalah karena lemahnya aqidah mereka dan lebih memperturutkan hawa nafsu sehingga terjadi degradasi moral dan kerusakan dimana-mana. Menyebabkan kaum Arab pada zaman dahulu menjadi kaum yang bahkan namanya saja tidak dikenal dan tidak memiliki nilai dimata penguasa negara superior saat itu yakni Imperium Romawi dan Persia.

Setelah islam datang, tidak ada yang pernah menyangka bahwa bahwa negara kecil di Jazirah Arab itu yang dulunya bukan apa-apa bisa memiliki hegemoni yang kuat bahkan mengalahkan 2 penguasa raksasa Romawi dan Persia. Dengan izin Allah, Rasulullah seringkali memenangkan peperangan yang kalau ditinjau dari segi jumlah pasukan dan teknologi persenjataan amatlah jauh ketinggalan musuh. Inilah bukti nyata bahwa betapa banyak kaum yang sedikit mampu mengalahkan kaum yang banyak. Karena dalam hati mereka terkobar iman suci nan membara yang tak akan padam meski kematian merenggutnya. Karena hanya janji Allah yang ia percaya seperti mimpi para saudara kita di Palestina yang tak pernah gentar meski mengalami deraan siksa dan bombardir dari kaum laknatullah zionis Israel. Hanya 2 tujuan hidup mereka yaitu mati syahid atau mati sebagai penghafal Qur’an.


Solusi dari semua problematika umat yang menggerogoti kaum muslimin adalah kembali pada bagaimana Allah dan Islam mengajarkan baik pada Al Qur’an maupun As Sunnah. Makanya tugas dalam berdakwah sebagai kontribusi kita dalam menuntun umat kemabali pada manhaj yang benar dan kejayaan yang dirindukan menjadi sangat penting saat ini. Apalagi sebagai seorang pemuda kita adalah umat yang dirindukan untuk melakukan dan memberikan yang terbaik bagi umat dengan berkarya pada bidang kepakaran masing-masing. Menjadi sosok yang hebat, inspiratif, dan islami sehingga sekrup dakwah menjadi lebih lebar. Karena kita adalah ruh baru yang akan memberi sinar terang pada umat di kegelapan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar